Rumah Memez

Cerita Memez / Langkah Kaki

Travelling… Dari Hobi Menebar Inspirasi

Tahun 2016 segera berlalu, dan Alhamdulillah di tahun ini saya cukup puas dengan pengalaman berlibur  ke sejumlah tempat. Walau tidak bisa keluar negeri karena sedang menabung untuk membangun rumah, saya cukup senang karena di tahun ini, keinginan untuk mengambil lisensi menyelam berhasil saya wujudkan usai menjalani ujian sertifikasi di Tulamben, Bali.

Membahas soal travelling, saya tidak akan pernah bosan. Kalau Chairil Anwar berkata ingin hidup seribu tahun lagi, ya,  saya pun punya niatan serupa. Ingin hidup seribu tahun lagi demi bisa travelling kemanapun. Hobi travelling ini sebenarnya baru saya lakukan sejak bekerja dan punya duit lebih. Maklum saja, zaman mahasiswa kan masih terbatas duitnya. Makanya, saat penat bekerja mulai dirasakan, saya biasa mengambil cuti tiga sampai lima hari untuk menyegarkan otak dan jiwa. travelling-quote-by-rumi

Intensitas saya travelling tidak sering-sering amat sih. Kalau untuk ke daerah yang dekat dengan wilayah sekitar saya tinggal bisa 1-2 bulan sekali. Atau kalau menyeberang pulau bisa 3-4 bulan sekali, tergantung kondisi keuangan dan pekerjaan. Sejak mengenal hobi  Travelling, bisa dibilang saya kecanduan. Karena saya merasakan banget manfaat dari Travelling, misalnya :

  1. Keluar Dari Zona Nyaman

Yess, saya adalah tipe traveler yang sengaja mencari suasana berbeda saat travelling. Bisa dengan lingkungan   atau suasananya, bisa juga dengan tempat menginapnya. Di Vietnam, saya pernah menginap di hotel yang terletak di lantai lima, dan ngga ada lift 🙂 Disitu saya belajar bahwa saya harus belajar memacu diri untuk berolahraga lebih rajin. Tidak cuma itu, pemandu wisata saat saya ke Cu Chi Tunnel mengajak saya berjalan cukup jauh dan saat dia mengungkapkan kekagumannya pada Indonesia, lelah saya hilang seketika.

     2. Belajar Bersyukur

Indonesia itu negara yang amat kaya dan menyenangkan, mencari makanan apapun mudah banget di sini. Pernah ya, saya kesulitan cari makanan halal di Bagan, Myanmar. Disitu kemudian saya merasa kangen sama nasi dan tempe. Dan merasa bersyukur banget di Indonesia, bisa makan makanan halal dengan mudah.

Atau ketika di Sape, Bima, NTB, saya blusukan ke kampung-kampung terpencil, hingga masyarakat di sana merasa senang melihat ada orang selain warga mereka mengunjungi wilayahnya. Saya merasa sangat bersyukur bisa menikmati aliran listrik selama 24 jam, dibanding mereka yang memiliki keterbatasan pada akses listrik.

  3. Melakukan Hal Lain Di Luar Kebiasaan

Saya adalah tipe orang yang tidak akan berbagi makanan di piring dengan orang yang tidak saya kenal dekat. Suatu hari, saat di Pasar El Khalili, Mesir, saya yang mengikuti sebuah tour memesan kebab, yang ternyata porsinya luar biasa banyak. Karena enggan mubazir, saya malah berinisiatif mengajak peserta tour lain untuk berbagi makanan dan sharing cost. Selain jadinya lebih murah, makanan yang dipesan tidak terbuang percuma.

4. Tahu Batas

Belanja adalah aktivitas yang pantang dilewatkan ketika travelling. Biasanya, keasyikan belanja untuk diri sendiri ataupun untuk oleh-oleh bikin lupa diri. Bahkan, tidak sedikit traveller yang sengaja berbelanja dengan menggunakan kartu kredit ketika berbelanja. Akibatnya, budget membengkak dan kapasitas bagasi jadi kelebihan. Saya sih pernah merasakan hal seperti ini juga. Makanya, saya termasuk traveller yang senang membawa kopor besar. Biasanya, sebelum berangkat, saya memperkirakan kebutuhan baju, sepatu sampai oleh-oleh yang akan dibawa. Bahkan, saya ngga sayang-sayang untuk membeli kopor baru. koper

Yess… Kopor saya memang besar banget. Bisa muat apapun Nih 🙂

Prosesnya mudah, penjualnya terpercaya dan barang yang dijual juga dijamin berkualitas baik. Tidak cuma barang baru sih yang ada di Bukalapak, seorang teman pernah membeli kopor bekas yang kualitasnya masih sangat bagus, sekitar 95%,  dengan harga cuma sepertiga kopor baru. Dan yang lebih menyenangkan adalah, kalau belanja di Bukalapak dan ternyata barang yang diterima tidak sesuai dengan yang dibeli, ada jaminan pengembalian uang  100%. Karena sistem di Bukalapak adalah pembeli mentransfer ke Bukalapak.  Jadi,  sebelum barang sampai dan pembeli merasa barang yang diterima sesuai dengan yang diiklankan,  uang tidak akan ditransfer ke penjual.

Karena tergolong sering travelling, saya sering dikira banyak duit. Sering travelling? Banyak duit???? Duhhh… ngga selamanya travelling itu butuh duit loh. Sebenarnya apa sih yang dibutuhkan untuk travelling, ini pengalaman saya ya :

  1. NIAT

Yup, niat ini penting banget. Waktu tahun 2010, karena niat banget mau jalan-jalan sama Suami ke luar negeri, saya berburu tiket jauh-jauh hari. Dengan adanya niat, kita jadi tahu harus bagaimana agar perjalanan bisa dijangkau dengan kondisi keuangan. Waktu pingin jalan-jalan ke Singapura, Malaysia dan Thailand di tahun 2010, saya dan Suami sampai rela memelototi situs penerbangan murah yang sedang promo. Ngga sia-sia, saat itu saya hanya menghabiskan 1,6 juta untuk tiket pulang pergi ke Singapura, Malaysia dan Thailand.

2. TEMAN YANG MENYENANGKAN

Karena kalau travelling sifat seseorang akan terlihat aslinya, makanya cari teman perjalanan yang menyenangkan, satu visi dan bisa saling mengerti. Jujur saja, saya paling malas kalau travelling dengan ikut rombongan tour, duh waktu untuk menunggu seringkali terbuang. Dari pengalaman saya, teman paling menyenangkan untuk travelling adalah suami, yang juga bertindak sebagai fotografer pribadi saya. Tapi, menyebalkannya sih, justru dia seringkali kalap belanja dibanding saya #Curhat

3. GADGET UNTUK MENGABADIKAN MOMEN

Hari gini travelling tapi ngga berfoto atau merekam video? duh sayang banget ya. Kalaupun enggan diunggah ke sosial media, memiliki foto atau video saat travelling penting banget loh. Kalau dari  sebuah artikel yang pernah saya baca, ketika penat dan ternyata belum bisa untuk travelling lagi, coba buka-buka album foto atau video, dijamin akan mengalir energi positif saat travelling.

taiwan-night-market

Salah satu salon yang cukup sibuk  di Pasar Malam di Taipei, Taiwan

Travelling memang punya segudang manfaat, selain yang saya sebutkan tadi. berkat travelling, saya belajar toleransi, lebih terbuka pikiran, punya intuisi yang tajam sama orang yang bermaksud baik atau justru buruk dan yang terakhir saya suka adalah…. punya teman di berbagai negara yang pernah saya kunjungi!!!

when-in-taipei

Jajan di Vending Machine dan belanja di supermarket dekat sebuah Taman di Taipei

Bagaimana sih membuat travelling menyenangkan? Kalau saya sih, misalnya dengan Act Like A Local, maksudnya travelling, bukan sebagai traveler, tapi sebagai penduduk lokal. Misalnya nih, saya tidak segan-segan membuka internet untuk mencari informasi di mana penduduk lokal biasanya berbelanja. Kalaupun belanja untuk oleh-oleh, saya biasanya membeli di pasar atau supermarket tempat penduduk lokal berbelanja.  Kebiasaan saya lainnya adalah mengobrol dengan penduduk lokal untuk mengetahui kehidupan mereka.

with-aborigin-taiwan

Bersama supir taksi yang merupakan anggota suku Aborogin di Taiwan

Tidak hanya itu, saya juga selalu mengutamakan kenyamanan dalam berpakaian selama travelling. Makanya, saya cari tahu benar cuaca dan situasi saat di lokasi. Misalnya, saya tidak akan pernah menggunakan rok lebar warna warni saat ke Pantai, karena tahu justru akan sangat merepotkan (walaupun kelihatan bagus saat difoto) dan yang terpenting adalah, saya selalu memilih jilbab instan karena sangat nyaman saat dikenakan ketika travelling.

travelling-with-instant-shwal

Bagi teman-teman dan keluarga terdekat, saya dijuluki “racun travelling” mereka dengan bercanda, sengaja pasang muka masam saat saya menunjukkan ada promo tiket dari situs penerbangan atau ada diskon hotel juga tempat wisata. Saya seringkali “meracuni” teman-teman untuk travelling, sebelum usia bertambah tua, dan karena menurut saya ketimbang beli tas mahal atau kosmetik mahal, mendingan travelling karena kenangannya seumur hidup. Hal ini yang diamini banyak orang, karena merasakan manfaat positif usai pulang travelling.

Selama menjelajah ke berbagai negara, saya paling deg-degan dengan pengalaman ketika diperiksa oleh dua polisi narkoba di Bangkok, Thailand. Saat itu, saya dan Suami yang baru mendarat dari Myanmar, tiba-tiba diajak ke ruangan dan dihujani berbagai pertanyaan.  Tak hanya itu, saya dan suami difoto, dan paspor kami diperiksa. Duh, ternyata mereka hanya melakukan pemeriksaan random. Dan setelahnya, mereka mengucapkan permintaan maaf sambil berpesan untuk menikmati liburan di negaranya. Kapok? Nggaklah… saya masih mau menjelajahi seluruh negara di dunia, hingga tarikan nafas terakhir.

Kalau kamu, punya pengalaman menarik apa sih saat travelling? Atau inspirasi seperti apa yang kamu dapat ketika travelling? Cerita dong di sini….

 

 

 

 

 

9 Comments Travelling… Dari Hobi Menebar Inspirasi

  1. Fanny f nila

    Traveling itu bener nagih yaaa :D. Aku sbnrnya dr kecil udh srg diajak jalan ama ortu mbak, tp saat itu msh blm tertarik utk jalan2 sbnrnya. Malah aku lbh pgn stayed di hotel dulu.. Tapiiii pas kenal suami, dan dia ngajakin keliling eropa 2010 dulu, dr situlah aku kecanduan dan ga bs berhenti ampe skr. Buatku traveling udh jd kebutuhan hidup, bukan lg kebutuhan tersier.makanya tiap thn aku ama suami pasti slalu nyari negara2 baru yg bakal kita datangin :D.

  2. herva yulyanti

    Klo aku traveling karena dinass dari kantor mba hehehe..pengen bgt bisa traveling sama keluarga smeoga dilimpahkan rezekinya dimudahkan jalannya kyk mba aamiin
    btw gudluck mba ^^

  3. Amanda

    Klo aku Traveling sebuah kebutuhan, bagaimana caranya belajar memaknai hidup ya lewat traveling. Banyak hal yg bsa didapat Dr traveling soalnya ga cuma sensasi jalan2nya aja

Comments are closed.