Tanggal 7-11 Maret 2010 silam, saya diajak manajemen grup band WALI dan Nagaswara untuk meliput pembuatan syuting video klip WALI di Mesir. Dan inilah cerita Perjalanan Saya Mengikuti grup band WALI ke Mesir…
Tanggal 7 Maret 2010
Jam 3 Pagi rombongan yang berjumlah hampir 30 orang sudah berkumpul di terminal 2D. Personil grup band WALI, Faang-Apoy-Tomi pergi bersama istri masing-masing, sementara Ovie yang masih melajang, mengajak serta Ibundanya. Rute pesawatnya adalah JKT-KL-Bahrain-Cairo. Dari JKT-KL Naik Malaysia Airlines, Masya Allah… saat mendarat sangat tidak nyaman. saya lebih suka Air Asia. Dari KL dan seterusnya mengunakan Gulf Air, yang tentu saja jauh berbeda. Dari KL-Bahrain ditempuh hampir delapan jam. Sudah bolak-balik tidur-bangun-makan-toilet-tidur-bangun dstnya. Ketika sampai di Bahrain aduh senangnya. Transit hampir empat jam dan menyempatkan diri makan di Mc Donalds yang harganya bikin kantong jebol. Untuk Gourmet Wrap-Air Mineral-Kentang-Cheese Burgers-Diet Coke harganya hampir 200ribu rupiah. 100 US$ = 47 Dinar Bahrain. Dari Bahrain – Cairo sekitar tiga jam. Sampai di Cairo hari sudah malam. Sebelum ke hotel, singgah dulu untuk makan malam di sebuah restoran Cina yang terenak di Mesir. Dan menurut saya rasanya hambar. Musim dingin yang belum beranjak dari Mesir membuat saya sesekali menutup rapat mantel dan syal yang saya kenakan, dinginnya menembus kulit.
Tanggal 8 Maret 2010
Kasur empuk dan selimut hangat hotel Ramses Hilton membuat tidur saya begitu nyaman. Namun, dinginnya udara pagi Mesir membuat saya memilih tak meneruskan tidur. Kebiasaan saya saat mengunjungi sebuah tempat adalah bangun pagi dan membaui udara pagi, nikmatttt rasanya.
Karena izin untuk syuting belum keluar, rombongan pun berjalan-jalan. Tujuan pertama adalah Egyptian Museum, tempat penyimpanan barang tak ternilai Mesir, yaitu Mumi Firaun. Saya sempat ketinggalan rombongan. Untuk masuk ke Egyptian Museum dikenakan tiket 60 L.E (1 L.E = 1.700) Tempat ini selalu ramai dengan turis dari berbagai negara. Dilarang membawa kamera foto maupun kemara video saat memasuki area dalam Museum. Mesir adalah Negara yang mengandalakan sektor pariwisata. Jadi, pemerintahnya sangat menjaga sekali keamanan tempat wisata. Meski sudah membayar 60 L.E untuk memasuki museum ini. namun, saat melihat masterpiecenya, mumi Firaun harus mengeluarkan uang 100 L.E karena mumi firaun berada di ruangan khusus yang benar-benar diproteksi. di ruangan kurang lebih 150 M2, sejumlah mumi firaun dipamerkan. rata-rata bertubuh kecil dan meninggal karena sakit diracun.
Setelah dari Egyptian Museum rombongan menuju Piramida Giza. Masuk Piramida juga dikenakan tiket 60 L.E, pemeriksaan dengan metal detector, dan tentu saja tanpa kamera video. Saya yang tadinya akan mewawancarai WALI di sini terpaksa gigit jari dan menahan kesal. Angin bercampur debu membuat saya seringkali kelilipan -padahal sudah pakai kacamata- Musim dingin membuat suhu tidak terlalu panas, namun sinar matahari begitu terik. Saran saya jangan tergoda dengan penjual apapun disini. cara mereka berjualan seringkali setengah memaksa, tapi percayalah tidak ada yang sekasar seperti di Indonesia. Jika ingin diambil fotonya oleh fotografer yang ada di sini, lebih baik saat anda berada di depan panorama tiga Piramida. Setelah dari Piramida lanjut ke Sphynx yang masih berada dalam satu lokasi. Kacamata, Syal dan Masker sebaiknya tetap digunakan karena debu dan angin seringkali menerpa wajah.
Puas berpanas-panasan di daerah Piramida, rombongan meneruskan perjalanan ke Toko parfum milik Om Doddy Al fayed, yakni Fouad Al Fayed. Sebelum naik ke toko parfum yang ada di lantai 2, pengunjung akan disuguhi atraksi membuat botol parfum yang begitu menegangkan. Kaca yang dibakar seringkali membuat saya bergidik ngeri, tapi keahlian si pembuat berhasil mengubah kaca menjadi sebuah botol cantik. Di lantai 2, setiap pengunjung akan diterangkan bermacam-macam jenis parfum beserta kegunaannya. Saya yang tertarik dengan aroma Peppermint terpaksa merogoh 65US$, tergolong mahal sih. Tapi karena saya suka sekali, tak apalah. Dan berkat “menjual” nama WALI sang penjual memberi saya bonus varian Tottankhemon.