Kalau ada pertanyaan, makanan apa sih yang enak disantap saat pagi, siang, malam? Atau enak disantap ketika panas maupun hujan? Jawabannya pasti Bakso!!!
Semua pasti setuju kalau untuk menyantap bakso tidak butuh waktu khusus. Nah, salah satu bakso yang jadi favorit gue dan keluarga adalah Bakso Jawir. Biasanya, gue makan bakso ini kalo habis dari Bandara Soekarno Hatta. Karena biasanya kita mampir dulu di daerah Kebon Jeruk untuk menyantap Bakso Jawir ini.
Suka makan bakso juga? Tahu ngga sih kalau sejarah bakso ini berawal dari bakti seorang anak kepada Ibunya?
Menurut sejumlah cerita yang pernah gue baca, di awal abad ke 17, masa-masa di mana menjadi akhir pemerintahan Dinasti Ming, ada seorang pria bernama Meng Bo yang sangat berbakti pada orangtuanya. Nah, Ibunya yang sudah tua ini tidak dapat mengunyah daging yang karena giginya mulai ompong.
Meng Bo merasa sedih, karena melihat Ibunya tidak bisa makan daging kesukaannya lagi. Saat melihat tetangganya menumbuk beras untuk dijadikan kue Mochi, Meng Bo kemudian mendapat ide untuk menumbuk daging. Daging yang kemudian menjadi bulatan-bulatan kecil itu kemudian direbus dengan ditambahi bumbu-bumbu tertentu.
Makanan hasil karya Meng Bo ini kemudian disajikan kepada Ibunya, yang kemudian disantap sampai ludes. Meng Bo tentu saja merasa senang melihat Ibunya bisa makan daging lagi. Cerita tentang Meng Bo yang sangat berbakti kepada Ibunya ini kemudian menyebar ke seluruh kota Fuzhuo. Warga pun berbondong-bondong belajar resep bakso yang dibuat oleh Meng Bo.
Kata BakSo sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Hokkien BAK SO yang berarti daging giling. Nah… resep ini kemudian yang menyebar ke Indonesia dan menjadi bakso yang sangat variatif seperti saat ini. Misalnya, ada bakso bakar, bakso Malang, sampai bakso kuah. Gue memang penggemar berat Bakso, bahkan waktu gue ke Lampung gue sampai menyempatkan diri makan di bakso Sonhaji Sony yang terkenal itu.
Kuliner Lampung : Bakso Sonhaji Sony
Salah satu produsen bakso kuah yang gue sukai tentu si Jawir ini. Biasanya, gue memesan satu bakso telur untuk Miswa.
Satu porsi bakso telur Jawir ini harga per porsinya 36 ribu termasuk pajak
Satu porsi bakso daging Jawir harganya 36 ribu rupiah termasuk pajak
Mahal? Iya memang tergolong mahal jika dibandingkan bakso gerobak, atau bakso abang-abang di pinggir jalan. Kelebihannya bakso Jawir ini tentu dari kualitas daging terbaik yang menjadi bahan utama baksonya. Makanya waktu digigit rasanya khas dan tidak meninggalkan semacam rasa lemak.
Saran gue, kalau habis makan bakso langsung olahraga ya. Karena apa? Karena konon semangkuk bakso itu mengandung minimal 400 kalori, yang mana kalau mau dibuang minimal harus berjalan cepat selama 40 menit. Tapi… makan semangkuk bakso Jawir ini bisa sangat nikmat kalau diimbangi olahraga kok.
Oiya yang tertarik dan mau mencicipi bakso Jawir ini, cabangnya ada di :
1. Pejaten Village
2. Jl. Tanjung Duren, Jakarta Barat
3. Jl. Pesanggrahan No. 12 B, Kembangan
4. Jl. Kemang Selatan No.150, Jakarta Selatan
5. Jl. Raya Serpong Km. 8 Serpong
6. Summarecon Mall Serpong 1, Jalan Boulevard Kelapa Dua Sentra Blok 2F, Klp. Dua, Tangerang
Nah itu cerita gue soal bakso. Kamu suka bakso ngga sih? Biasanya suka makan bakso di mana sih? Cerita dong 🙂
sukaaaa ^o^… tp bakso fav ku ttp bikinin ART nya mama :D… oh iya, kalo bakso yg dijual2 gitu, aku sih msh memfavoritin bakso lombok uleg yg kita makan pas di Temanggung… sumpah, itu baru bakso… uniknya, krn sambelnya pake cabe rawit yg digiling di piring lgs… jd kita tinggal ksh tau mw brp biji… baru itu bakso yg aku makan tnpa hrs nambahin kecap dan saus lg :D.. krn kuahnya super gurih…jd cukup lombok uleg..
Jadi ngiler… 🙂
Wah cabangnya dah banyak ni
Yg terpenting dari baso sebenere kuah n krkenyalannya
Hoohh setuju banget…
Aku baru tahu ceritanya si bakso berawal dr bakti seorang anak. Tfs Mez. Yuks nge jawir lagih.. haha..
Yuks ah ngejawir lagi #LangsungTreadMill
Harganya lumayan ya Mak. Tapi tempatnya oke banget sih.
Aaah jadi ngiler nih, di sini pas gerimis mengundang pulak 😀
memang mengundang banget nih bakso Jawir 🙂
kalo bakso mahal aku sukanya bakso afung, mbak 😀
Aku juga, walau lama kelamaan harganya makin ngga wajar menurutku 🙂