Bagaimana mengukur percampuran budaya di sebuah daerah di Indonesia? Teori ngasal saya sih lihat saja makanan yang khas atau terkenal di daerah tersebut. Sebagai food traveler -petualangyanghobinyamakanmelulu-ย salah satu makanan yang menurut saya menjadi bukti percampuran budaya dan kemudian saya jadikan tolok ukur adalah bakso.
Kenapa bakso? Dari pengalaman saya selama ini makan bakso di sejumlah daerah di Indonesia, kebanyakan pedagang bakso berasal dari pulau Jawa dan kemudian menetap dan beranak pinak di daerah tersebut.
Dan, baksoย yang menjadi salah satu makanan terkenal dan kemudian menjadi ikon kuliner di Lampung yang jaraknya hanya selemparan batu dari Pulau Jawa adalah bakso Sonhaji – Sony. Makanya, waktu berkunjung ke Lampung akhir Agustus lalu, saya sempatkan banget untuk mencicipi bakso Sonhaji – Sony yang terkenal di seantero Lampung.
Siapa yang bisa tahan dengan godaan semangkuk bakso Sonhaji – Sony yang begitu kenyal dan empuk ini? Saya sih ngga tahan #Anaknyalabil. Maka, usai tiba di salah satu gerainya di dekat Pop Hotel, saya buru-buru memesan semangkuk bakso tanpa mie, yang sayangnya malah datang dengan mie ๐ Kekecewaan saya terbayar dengan kuahnya yang terasa benar kaldunya, serta bakso yangย kenyal dan berasa dagingnya
Petualangan lidah saya yang telah mencicipi berbagai macam bakso kemudian bersepakat bahwa bakso Sony di Lampung ini memang enak. Suami saya sampai makan dua porsi karena ketagihan #LaparSamaDoyanMemangBedaTipis. Bakso yang dijual dengan harga 15ribu per porsi ini memang juara. Tak hanya menyediakan bakso, di sini anda juga bisa mencicipi mie ayamnya. Sayang, menurut saya, mie ayamnya standar saja.
Yang juga patut dicoba adalah aneka minumannya, mulai dari es teler hingga es dawetnya. Segar dan pas banget dengan cuaca Lampung yang panas kala itu.Tempatnya yang luas, nyaman dan tidakย gerah, membuat saya dan keluarga besar yang saat itu pergi ke Lampung untuk acara pernikahan sepupu jadi betah berlama-lama dan ngobrol, sambil…. foto-foto tentunya.
Di setiap gerai bakso Sony, juga dijual bakso, pempek serta daging yang bisa dibawa pulang. Karena gagal move on dari bakso ini, saya beli satu bungkus bakso isi 50 seharga 100ribu rupiah ditambahย 5ribu untuk bumbunya. Jadi, di rumah hanya rebus air, masukan bumbunya dan cemplungin baksonya, aih syedappp. Selain membeli bakso untuk oleh-oleh di rumah, saya juga beli pempek beku disini. Walau yang tersedia hanya pempek lenjer saja, rasanya enak. Ikannya terasa benar. Untuk dua potong pempek panjang, dijual seharga 50ribu rupiah lengkap dengan kuahnya.
Walau memliki tempat luas, saya agak takjub melihat kasir untuk tempat pembayarannya yang mejanya disatukan dengan panci bakso. Ngga terbayang bagaimana kalau ada pengunjung yang bayar dan tahu-tahu uangnya kecebur #Abaikan.ย Dan agak ribet bayar-bayar dekat panci bakso yang panas banget ini.
Oiya, yang juga menarik, waiternya membawa bakso pesanan dengan gaya ala-ala resto Padang, kebayangkan hebatnya. Sudah kuahnya panas masih bisa berakrobat :))) Apapun itu, menurut saya bakso Sony ini patutย diapreasiasi positif. Tentunya dengan masukan sebagai berikut :
Plusnya :
1. Harganya terjangkau
2. Tempat dan karyawannya bersih juga sigap
3. Toiletnya bersih
4. Walau ramai, pelayannya tetap ramah.
Minusnya :
1. Walau sigap, pelayannya tidak mencatat pesanan sehingga kadang pesanannya salah atau tertukar. Seperti ketika saya memesan bakso dengan sayuran saja, yang datang malah bakso dengan Mie putih.
2. Meja kasir sebaiknya tidak disatukan atau dekat panci bakso. Dan seingat saya pembayarannya masih manual banget, ngga ada nota atau apapun itu.
Bakso Sonhaji – Sony :
Jl. WR Monginsidi, Lampung . (di sebelah kiri, dan ini jalan satu arah)
Twitter : @BaksoSony
Wah, jadi kangen Bandar Lampung. Bakso Sony emang mantab ๐
Mantabnya luar biasa, sampai sampai kalau ada yang ke Lampung saya mau titip lagi…
Kapan kemari lagi, ajak2 ya ๐
Siap… kalau traktir bakso Sony ajah sih ๐
Kayaknya bakso di negara ini memang sudah merambah hingga ke seluruh propinsi ya? hehehe. Boleh ini dijajal pas main ke Lampung. Trims informasinya. ๐
Saya juga setuju kalau bakso itu makanan dimana-mana ada… silahkan dicoba kalau ke Lampung, dijamin ngga menyesal :))
Saban ngetrip *gaya padahal baru 3x* ke daerah Lampung pulangnya pasti nyempetin kesini selain ke YenYen ๐
Aku malah belum pernah ke Yen Yen ๐ waktu ke sana Yen Yen sudah tutup ๐
sssluuurrppppttt…duh mbak,sore2 gini cucok banget makan bakso. Baiklah,semoga nyampe juga nginjek di Lampung,penasaran sama rasnaya gitu ๐
Buatku bakso makanan sepanjang waktu, ngga peduli panas hujan #BaksoAddict ๐
yang paling penting plusnya yg no.1 & no. 3
Hehehehe betulll bgt, plusnya lebih banyak ๐
besok2 kalo nyebrang ke lampung, mau nyoba ah ๐ . hahaha, anaknya kabitaan mbak memez ๐
hehehehheee… sama kayak aku dong, kabitaan :))
Ihiiyy saya pecinta bakso bangett nih ^^
Toss dong… #samasamapecintabakso #lirikperutbuncit
ya basonya ya tempatnya besar yah ๐
mantep…
Mantep banget Mak, terima kasih sudah mampir ya ๐
Aaaaaak, kangeeeen Lampuuuung. Ini dulu nasabah saya Mba. Setiap berapa wiken sekali gitu makan di sana. Hihihihi. Enak sih emang baksonya..
Pingback: Kuliner Jakarta : Bakso Jawir – Rumah Memez
Ini memang rajanya bakso di Lampung, di Bandar Lampung saja sudah ada 17 cabangnya mbak
kalau diluar daerah sekarang gampang bisa pesan online dengan mbak winda, coba cek aja di http://www.makananlampung.com
Mba kalo skrg harganya berapa?