Teh Oolong belakangan mulai dikenal bahkan digandrungi masyarakat Indonesia -ya iyalah selama ini masyarakat mungkin hanya kenal teh S*R*W*NG*. Padahal merk sama jenis itu kan beda 🙂
Jadi, teh Oolong ini adalah teh Cina, yang warnanya di antara hijau dan hitam. Teh oolong yang diseduh dengan baik memiliki rasa yang pahit, namun meninggalkan rasa sedikit manis setelah diminum. Umumnya teh jenis inilah yang disajikan di restoran-restoran Tionghoa yang menghidangkan dim sum atau masakan Tionghoa lainnya.
Kebanyakan daun teh oolong dihasilkan di provinsi Fujian, juga dihasilkan perkebunan teh di Taiwan. Varian teh oolong yang terkenal contohnya adalah tieguanyin yang berasal dari Fujian.
Eh tapi ya, teh Oolong ini ternyata ditemukan gegara seekor kijang loh.
Teh Oolong ini disebut sebagai teh semi fermentasi. Jadi, zaman dahulu kala -siapin tikar, mulai mendongeng – Nama Oolong ini diambil dari sebuah nama pria cina, yaitu Wu Long atau Oolong. Pria ini menemukan teh Oolong secara tidak sengaja, ketika daun teh yang dipetiknya ditinggakan demi mengejar seekor kijang. Ketika kembali, teh itu telah berfermentasi.
Legenda lain menyebutkan bahwa Oolong dalam bahasa Cina berarti naga hitam, karena daunnya mirip naga hitam kecil yang tiba-tiba terbangun ketika diseduh.
Teh Oolong dipercaya memiliki khasiat seperti membantu kinerja pencernaan, mengobati sakit kepala, mengontrol kadar kolesterol dan membantu menurunkan kadar gula.
Tapi, sekarang banyak banget bermunculan iklan-iklan teh Oolong. Apalagi yang mengklaim bisa makan enak dan berlemak dan memberantas lemaknya dengan teh Oolong. Duh, mimpi banget deh. Padahal, minum teh Oolong sebanyak apapun tetap saja tak bisa memberantas lemak. teh Oolong bisa memberantas lemak kalau ditambah dengan olahraga, istirahat cukup dan makan makanan yang sehat. Dari hasil icip-icip saya mencoba teh Oolong, inilah pengalaman saya :
Ini Oolong tea yang dikemas dalam bentuk tea bag satuan. Harganya sekitar 25ribuan, isinya 6 pcs.
Rasanya cukup enak dan rasa mint serta aroma mawarnya terasa. Seperti tidak pakai penambah rasa. Saya biasa menikmatinya di sore hari atau malam ketika sedang santai.
Teh Organic Oolong ini saya beli dengan harga tak sampai 30 ribu rupiah. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi. Kebetulan saya mengenal pemiliknya yang benar-benar menjaga kualitas teh dari perkebunannya. Saya sering menyeduh teh ini sore-sore di kantor, atau ketika habis makan siang di kantor, teh ini menjadi penolong saya untuk menghilangkan rasa kenyang.
Inilah teh Oolong kemasan yang mengklaim kalau bisa memberantas lemak di tubuh. dan aman makan apapun. Rasanya? luar biasa manis, untuk ukuran lidah saya ya.
Lihat komposisinya, ekstrak teh Oolongnya hanya 0,19%. Jadi, bagaimana dengan klaim memberantas lemak? terserah kalau anda percaya. Saya sih tidak 🙂
Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana memilih dan meminum teh oolong yang benar? yang jelas adalah : jangan pakai gula. Pahit? iya memang. tapi rasa khasnya teh oolong pahitnya itu beda.
Tulisan ini diperkaya dengan materi dari sosro.com dan wikipedia
sy suka teh mint, tp blm pernah nyobain teh oolong. Panasaran sm rasanya
Kalau suka, nanti aku kirimin deh….
Iya yah tu iklan menyesatkan memang.. Klo yg trima mentah2 bisa tetiba jatoh krn kolesterol tar.. *ketok meja*. Jadi penasaran pen nyobain teh ini deh.. 😀
Kalau mau dikirimin teh, minta alamatnya ya…..