Setiap pergi ke suatu tempat, saya selalu menyempatkan diri mencari teh. Menemukan teh yang dicari itu, ibarat menemukan harta karun.
Setiap pergi ke suatu daerah atau kota, saya sellau menyempatkan diri mencari teh lokal. Biasanya sih menemukannya di supermarket, warung atau pasar yang ada di sebuah daerah tersebut. Nah, waktu ke Bima, NTB kemarin, mampir deh ke Lancar Jaya. Sebuah supermarket yang demikian legendaris di kota Bima.
Teh Prendjak ini saya temukan di supermarket HERO di Mataram Mall harganya sekitar empat ribuan. Pas dicoba di rumah, teh Prendjak ini enak rasanya. Beraroma mawar, berbeda dengan teh yang kebanyakan wangi melati. Walau masuk kategori teh hitam, tapi tidak pahit loh.
Teh Villa saya dapatkan di supermarket Lancar Jaya, supermarket yang cukup legendaris di Kota Bima. Harganya sekitar tigaribuan. Rasanya cukup unik, aroma vanillanya kental sekali. Dan tidak perlu menambahkan gula. Ternyata, teh Villa ini punya sejarah yang cukup panjang. Mulai diproduksi pada 1981, teh Villa yang diproduksi pabrik Karya Mas Makmur Surabaya, tadinya membidik pangsa pasar kelas atas dengan teh kualitas ekspor. Cerita lengkapnya bisa dibaca disini
Salah satu teh lokal yang sangat saya inginkan adalah Teh Kajoe Aro yang berasal dari Jambi. Rasa tehnya begitu khas. Saya mengutip tulisan pelengkapnya dari sini
Saat Belanda menjajah Indonesia, mereka membangun beberapa perkebunan teh di Indonesia, salah satunya perkebunan teh Kajoe Aro, yang terletak di Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Hamparan kebun teh ini terletak di lereng Gunung Kerinci, Gunung tertinggi di Sumatera. Kebun ini berada di ketinggian 1400 hingga 1600 dari permukaan laut. Perkebunan ini konon merupakan perkebunan terbesar kedua setelah perkebunan di Himalaya.
Kini perkebunan teh kayu aro dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara VI Sumatera Barat – Jambi. Produksi Teh Kajoe Aro hampir 100 persen di ekspor. Saat ini sudah beredar di dalam negeri produk teh kajoe aro yang bubuk maupun teh celup.
Sejarahnya, kebun ini dibangun oleh NV. HVA ( Holand Vereniging Amasterdam tahun 1925, setahun kemudian hamparan lahan yang berbukit-bukit mulai ditanam teh, sampai saat ini luas kebun teh Kajoe Aro mencapai 3000 hektar. “ Keistimewaan Teh Kajoe Aro ini. Tanaman yang ada sekarang merupakan tanaman varitas yang ditanam sejak tahun 1926. Setiap tahun produksi kebun Kajoe Aro ini mencapai 5.500 ton dalam jenis teh hitam orthodox. Diolah dipabriknya di Bedeng Delapan, Desa Kayu Aro, yang merupakan pabrik teh terbesar di dunia, dengan pengolahan teknologi tradisional. Pabrik ini dibangun tahun 1970 lalu.
Produksi teh hitam ini di ekspor ke manca negara, seperti Eropah Barat, Eropah Timur, Rusia, Timur Tengah, India, Srilangka, Amerika dan Australia. Sekitar delapan puluh lima persen. Produksi teh Kajoe Aro diekspor, sisa nya untuk dalam negeri.
Keunikan teh Kajoe Aro adalah dari aroma dan cita rasa yang spesifik, banyak digunakan produsen sebagai bahan utama pencampur untuk memperoleh citarasa teh yang berkualitas.
Teh Kajoe Aro dalam proses produksinya tanpa dicampur bahan kimia ( bahan pengawet, pewarna dan perasa) sehingga sangat bermanfaat untuk kesehatan karena mengandung zat antara lain.
Riboflavin zat yang membantu pertumbuhan pencernaan dan vitalitas serta zat polifenol yang merupakan anti oksidan jenis biovanoid yang 100 kali lebih efektiv dari vitamin C dan 25 kali lebih efentif dari vitamin E.
Menurut penelitian Jhon Weisburger dari Amerika, kebiasaan minum teh Kajoe Aro secara teratur bukan sekedar nikmat tetap juga bermanfaat untuk mencengah penyakit kanker, mencegah/ menyembuhkan penyakit jantung serta mencengah osteoporosis, terutama wanita pasca menopouse.