Rumah Memez

Cerita Memez / Langkah Kaki

Pengalaman Jalan Jalan Ke Tahura Djuanda Bandung

Udara sejuk, kicauan burung dan aroma khas hutan langsung menyambut saya, Pak Suami dan Resky yang hari itu menjejakkan kaki di Tahura Djuanda Bandung.

Saat berlibur ke Bandung beberapa waktu lalu, Saya yang kebagian menyusun itinerary, memang sengaja memilih lokasi wisata yang bukan sekedar jalan-jalan tapi juga ada unsur edukasinya.

Maka, salah satu tempat wisata yang saya pilih adalah Tahura Djuanda.

Dan…ternyata mengunjungi Tahura Djuanda bisa dibilang jadi pengalaman yang menyenangkan untuk Resky.

Ada apa saja ya di tempat yang bisa dibilang menjadi “paru-paru” kota Bandung ini???

Oiya, buat yang belum tahu, Tahura Djuanda adalah singkatan dari Taman Hutan Raya Ir. Djuanda, yang terletak di Dago Pakar sampai Maribaya. Saya sih waktu itu datang ke Tahura di sekitar Dago Pakar, karena dekat dengan hotel yang kami inapi. Tahura Djuanda ini memang luas banget, sekitar 590 hektare luasnya. wow banget yaa….

Untuk memasuki kawasan Tahura Djuanda, setiap pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 15.000 (November 2018) yang dapat ditukar dengan gelang berwarna ungu sebagai kenang-kenangan. Terus terang, saya setuju banget sama kenang-kenangan gelang ini. Lucu, keren dan unik. gelangnya pun kualitasnya bagus.

Resky berpose bersama petugas di depan loket tiket

Setelah membayar tiket, kami kemudian melangkahkan kaki ke dalam Tahura. Ya Allah, subhanallah banget. Udaranya enak banget deh… adem, sejuk, tempatnya cukup bersih. Sayangnya, ada beberapa pengunjung yang merokok. Menurut saya nih, harusnya ada peraturan dilarang merokok selama di tempat ini. Selain bisa berbahaya kalau sampai kena ranting atau dedaunan kering, asap rokoknya juga bisa mengganggu pengunjung lain yang ingin mendapatkan udara segar.

Bagi pengunjung yang membawa anak-anak, bisa mencoba berbagai mainan di area permainan. Tentu saja ada tambahan biaya untuk menikmati fasilitas ini…

Karena Resky ngga tertarik untuk bermain di sini, kami langsung menuju museum Ir. H. Djuanda yang berisikan barang-barang peninggalan pahlawan yang dikenal dengan jasanya hingga melahirkan yang disebut Deklarasi Djuanda. Untuk masuk ke museum ini tidak dikenakan biaya, tapi sayangnya koleksinya kurang terawat dengan baik. Tak ada informasi yang jelas tentang barang-barang yang dipajang di sini. padahal saya yakin, banyak banget informasi yang menarik di sini.

Mengunjungi Tahura Djuanda, tak lengkap rasanya tanpa melihat monumen Ir H. Djuanda. Sebuah pertanyaan dari Resky membuat saya tergelitik. “Apa yang harus kita lakukan saat melihat monumen begini , Bun?” tanya Resky. Saya bilang, doakan dahulu…kemudian hormati jasanya. Eh…anak ini benar-benar hormat loh 🙂

Dari museum, kami kemudian melanjutkan perjalanan ke Gua Jepang yang letaknya tak terlalu jauh. Oiya, buat yang kurang suka berjalan kaki, jangan khawatir ya. Jarak satu sama lain di Tahura Djuanda tidak terlalu jauh. Jalanannya pun rapih, terawat dan ngga bikin susah deh. Walaupun ada undakan anak tangga, tapi masih masuk kategori wajar kok. Ngga yang ribuan anak tangga.

 

Masuk Ke Gua Jepang Di Tahura Djuanda

Untuk masuk ke Gua Jepang tidak dikenakan biaya. Tapi…karena tempatnya gelap banget, maka di depannya ada penyewaan senter sebesar Rp. 5.000 per sekali pemakaian. Saran saya sih, sebaiknya sewa guidenya agar lebih jelas tentang sejarah gua Jepang ini. Kami kemudian menggunakan jasa Mang Acil, salah satu guide di sini. Penjelasannya cukup lengkap dan menyenangkan cara memandunya. Berapa bayarnya? Saya sih membayar Rp. 50 ribu termasuk sewa tiga senter untuk saya, pak Suami dan Resky. Oiya, jasa guidenya termasuk jasa mengambil foto loh, cukup lihai kok ….

Gua Jepang ini dibangun pada zaman 1942-1945, atau pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia. dahulu, digunakan sebagai gudang senjata, tempat tawanan perang sampai kantor koordinasi pasukan Jepang yang kalau itu menjadikan Bandung sebagai salah satu markasnya. Gue Jepang di Tahura ini emiliki empat pintu dengan sekitar empat ruangan yang digunakan untuk beristirahat. Gua ini dibangun zaman kerja paksa Romusha dengan peralatan seadanya.

Saat berada di dalam, tentu saja udaranya lembab dan sejuk. Ada cukup udara dari beberapa lubang ventilasi, sehingga tidak membuatnya pengap. Tahu ngga sih, gua Jepang ini tak pernah direnovasi sejak tahun 1945 loh….yang unik adalah, meski di atasnya terdapat rimbunan pepohonan, tak ada air yang bocor ke dalamnya.

Resky pun sempat bertanya kepada guide, “Om ini serem ngga sih…?” hahahahaha kebanyakan nonton film serem kali ya…

Yeaahhh meski dibilang ngga seram, tetap aja auranya beda ya.

Berpose di Depan Gua Jepang

Oiya, saat menuju Gua Jepang juga terdapat penjual barang-barang hand made dari kertas dan kayu yang bisa dijadikan oleh-oleh. Saat itu , Resky tertarik dengan sebuah tempat pensil dari kertas karton tebal. Harganya… hanya 20 ribu rupiah aja 🙂

Jalan-jalan ke Tahura Bandung memang murah meriah hore versi kami. Selain tempatnya menyenangkan, banyak pengetahuan yang bisa ddapat, plus sehat juga karena jalan-jalannya menghirup udara segar.

Nah, itu cerita saya tentang jalan-jalan ke Tahura Djuanda. Tertarik jalan-jalan ke sini atau justru pernah ke Tahura? Cerita yuk di sini…….

23 Comments Pengalaman Jalan Jalan Ke Tahura Djuanda Bandung

  1. gita siwi

    Berharap ke bawah baca akan ada gambar gelangnya hahaha maklum suka yang unik2 pun makenya tergantung mood. Resolusi tahun baru. Disiplin olah raga dan stop gula.hahaha

    Reply
  2. Lia Lathifa

    Seru banget ya mbak, aku lagi ngebayangin ikut masuk ke dalam gua, emang gak serem, tapi aura dingin lembabnya itu yang bikin ketar ketir ya, apalagi kalo masuk tanpa guide, haha, ngacir deh aku mah

    Reply
  3. Elly Nurul

    Liburan tahun ini aku belum masukin musium sebagai salah satu tempat liburan anak.. semoga next liburan bisa ke musium juga.. musium tahura djuanda bandung juga seru.. nuansa alamnya sekaligus belajar sejarahnya dapet banget

    Reply
  4. Rach Alida

    BUnda Memez akhir tahun lalu aku ya pengen liburan di Bandung tapi gagal. Hehhe. Jadi senang liat bisa mewujudkan keinginan. Btw kadang aku ya binggung ke Bandung kemana ya. Dan baru tahu nih ada Tahura Djuanda. Anakkpu pasti juga suka 🙂

    Reply
  5. Hani S.

    Dulu Bandung itu adalah Kota keduaku, karena Saudara Mamah dan Bapak banyak yang tinggal disana, setiap bulan bisa beberapa kali bolak balik, apalagi kalau ada yang perlu dibeli di Palasari. Tapi segitu seringnya ke Bandung, malah gak tahu tempat2 wisata disana, haha.

    Seru banget ya ternyata di Tahura ini, trus itu yang Goa Jepang juga kayaknya salah satu destinasi favorit di Bdg ya, kapan2 harus jajal tempat wisata Bandung nih.

    Reply
  6. Nurul Sufitri

    Wah mantap banget jalan2nya mbak ke Juanda dan Gua Jepang 😄 Aku juga pernah udah lamaaaa banget bareng keluarga. Sereem ya gelap gitu ngeriiii. Senter sewa aja anggap buat nitip diri. Ada si emang2nya juga kan ngikutin kota. Aman lah in sha allah.

    Reply
  7. Nunu Halimi

    Duh, udah dari kapan aku planning mau kesini sama keluarga, tapi nggak jadi-jadi, huhu. Lihat postingan mba Memez rasanya harus segera di eksekusi nih..

    Reply
  8. atisatya Arifin

    wah ini semacam Central Park yang di NY itu ya mbak? Hebat ya Bandung banyak banget tempat-tempat yang inspiratif dan peduli sama lingkungan. Kalau taman seperti ini diperbanyak di kota-kota besar di Indonesia tentu bisa membantu mengurangi polusi dan bikin udara adem yaaa.

    Reply
  9. Elly Nurul

    resulusi 2019 untuk punya asuransi yang lengkap dan menyeluruh untuk semua anggota keluarga dan juga rumah ini inspirasi banget ka.. secara hidup sehat harus didukung juga dengan usaha proteksi yang lebih ya ka. bismillah for 2019

    Reply
  10. Amanda ratih

    Noted, satu lagi tempat wisata yg pengen saya kunjungi. Anw dimana2 yg namanya gua Jepang itu kok ya horor banget sih ya, di Balikpapan jg ada gua Jepang dan itu klo tiap malam katanya suka ada serdadu Jepang tanpa kepala keluar dr dalam gua hiiiiy

    Reply
  11. İntan Rosmadewi

    Tahura lokasinya dekat Pondok Bunda di Ciburial.
    Pondok Pesantren Babssalam lewat santri dan beberapa Ustadz menempelkan beberapa jenis anggrek dibeberapa batang – batang pohon . . . Bunda suka juga berkunjung ke sana juga naik kuda

    Reply
  12. Liswanti

    Udah rencanain nih ama temen mau main ke Tahura juga, cakep ya mba. Jalan-jalan juga jangan lupa harus pake asuransi ya. Biar tenang.

    Reply
  13. uchy sudhanto

    Wuuaahhh pingin jalan2 ke tahura.. seger banget ya mbak. Kalau jalan2 gini emang lebih tenang kalau ada perlindungan asuransi, apalagi dengan happyTrip..

    Reply
  14. Yunita Tresnawati

    Waah Tahuraa. Sejuk banget suasana di sana. Dulu zaman kuliah aku ke Goa Jepang dan Belanda dari arah Maribaya. Jalannya sih senang, pas udah sampe kos, kaki berasa nyut2an hahha

    Reply

Leave A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.