“Ya ampun, perasaan sekarang tambah gendut deh,” kata Ibu Mertua suatu waktu kepada saya.
Lalu, bagaimana perasaan saya? Marah? Nggaklah, paling manyun yang kemudian sama suami disambut dengan kata-kata penuh penghiburan, “Ngga ah, kalau Memez kurus ngga lucu lagi,” lah…menurut ngana, ini istri apa badut?
========================================
“Halo…Assalamualaikum Nak, kamu di mana? ke sini (ke Bekasi maksudnya) ini ada kiriman beras, bawang, sama ikan nih, buruan diambil,” Cerocos Ibu Mertua saat menelepon saya.
Saya : #PenuhSemangat, Alhamdulillah, yuk suami ke Bekasi. Makan beras kampung kita…. Nambah kita makannya, irit pulak uang belanja
=======================================
Ibu Mertua : “Ya ampun, ini tangan masa kosong begini sih. Pakai nih, simpan aja buat kamu,” Sambil menyodorkan cincin dan gelang emas yang ehemmmmm… lumayan lah kalo dijual π
Saya : Makasih Dae… jadi enak nih. Ada lagi ngga? #MenantuNggaTahuDiri
Ibu Mertua : Iya nanti kalau ada lagi. Doain ya….
====================================
Cerita-cerita tadi adalah sepenggal dari hubungan saya dengan Ibu Mertua yang saya panggil dengan sebutan Dae. Ya, Ibu Mertua saya berdarah Bima, Nusa Tenggara Barat. dan kemudian tinggal di Jakarta kemudian Bekasi sejak akhir tahun 1990-an. Saya pertama kali mengenalnya saat menunggui suami (saat itu pacar) di Rumah Sakit. Saat itu, kami sama-sama menunggui pacar di Rumah Sakit, yang kemudian Dae tahu kebiasaan saya saat tidur adalah…. mendengkur alias ngorok.
Lalu, apa kemudian beliau mencoret saya dari daftar calon menantu idaman? Ah… tentu tidak.
Foto saat weekend kemarin, makan di Ah Poong Sentul
Hubungan saya dengan Dae, bisa dibilang baik atau bahkan baik banget (Setidaknya sampai saat ini) ya kalau korslet sesekali sih pernah, tapi bukan masalah yang besar. paling ya ketika beliau meminta saya dan suami untuk ke Bekasi, tapi kami ngga bisa, selebihnya bukan masalah besar.
Bahkan, kalau boleh jujur, pendukung utama hubungan saya dan suami, ya Dae ini. Jadi, pernah ya saya dan suami sempat putus kurang lebih enam bulan, dan entah kenapa kemudian Dae menelepon saya, meminta saya main ke rumahnya. Ya karena saya merasa masih harus silaturahmi, ya saya main. habis itu ngga lama saya dan suami balikan lagi. Siapa yang minta balik? Suami lah. Masa saya…gengsi ah.
Dari persiapan pernikahan, menikah, saya tinggal di Depok, di bekasi bahkan sekarang tinggal di Depok lagi, ngga pernah ada masalah besar yang bikin kita sampai diem-dieman atau ngga mau negur. Padahal, saya orangnya kan meletup-letup dan beliau sebagai orangtua juga seringkali merasa benar. Mungkin kita berdua punya kesamaan ya, sama-sama menyayangi pria yang mendampingi saya, yang juga adalah anaknya.
Kalau dijabarkan hubungan saya dengan Ibu mertua,Β cenderung kompak malah. Waktu tinggal di bekasi, karena waktu saya agak luang, saya seringkali menemaninya ke Mall, ke pasar atau bahkan silaturahmi ke saudara-saudaranya. Hal serupa juga seringkali saya lakukan ketika kami mudik ke Bima misalnya. Karena Ibu mertua ini orangnya senang silaturahmi, saya jadi menemaninya kemana-mana. Bosan? Nggaklah. Kalau mudik itu, mertua kayak tamu kehormatan, jadi selalu disuguhi makanan istimewa dan jarang banget ada di Jakarta. ah… manalah saya bisa menolak ini. Dan rezekinya, kalau pulang dari rumah saudara-saudaranya, saya jadinya selalu diberi oleh-oleh, mulai kain sampai madu π
Ada satu ritual antara saya, suami dan Ibu mertua. Jadi, biasanya dalam perjalanan menuju kantor, saya selalu berinisiatif menelepon Ibu mertua. Karena terlalu energik, Ibu mertua seringkali kelelahan dan akhirnya kalau ditelepon selalu menjawab, “Dae sakit nih Nak,” yang kemudian sama suami selalu disambut, “Drama queen nih Dae, bilang aja kangen sama anaknya, mau makan apa, mau dibawain apa?” tawar suami. Nah…kalau sudah begitu, biasanya Dae merasa baikan dan request sesuatu untuk kami bawakah di akhir pekan.
Sebutan drama queen dari suami untuk Ibunya sebenarnya sesuatu yang menggelikan. Bukan karena benar-benar drama, tapi dae itu selalu ekspresif saat cerita sesuatu. Seperti misalnya ketika rumahnya hendak dibobol maling. Jadi, ceritanya Dae pulang dari Masjid habis sholat subuh, nah kemudian dia melihat ada tiga orang berusaha membuka pagar rumahnya, kemudian terjadilah percakapan ini :
Dae : “Loh…mas mau cari siapa ya,? ” #DenganSuaraBerbisikKarenaSedangSerak
Maling : “Mau masuk ke rumah ini, mau ketemu yang punya rumah,” Kata Malingnya tanpa melihat siapa yang berbicara.
Dae : “Saya yang punya rumah, ada apa ya,” #SuaranyaMasihBerbisik
Maling : #Panik #Pucat “Hahhhh… pergi aja yuk pergi….” katanya sambil menarik tangan temannya dengan buru-buru.
Dae pun bingung kenapa maling itu kabur. Usut punya usut, sepertinya Maling itu mengira Dae adalah “penampakan”Β karena Dae pakai mukena putih hingga kakinya tak terlihat. Sementara wajahnya tak terlihat sama sekali karena gelap sekali.
Saya pun ngakak luar biasa ketika Dae menceritakan ini.
Hubungan menantu dan mertua yang biasanya diwarnai konflik, apalagi ada penelitian kalau dua pertiga dari penyebab masalah perceraian di Inggris adalah pengaruh Ibu Mertua… wow…amit-amit #KetokMeja
Makanya, saya merasa bersyukur banget bisa sampai di tahap ini. Sekecil atau sebesar apapun bibit konflik, saya merasa bahwa saya sebagai menantu yang harus mengerti benar akan sikapnya. karena apa, karena beliau telah bersusah payahΒ membesarkan anak dan saya justru merasa tengah menikmati “hasilnya”. karena itu saya ngga boleh merasa egois. Dan lagi, kehilangan Mamah membuat saya semacam kehilangan tempat berkeluh kesah, dan kepada Dae inilah saya biasa bercerita apapun. Bahkan, kalau kesal sama Suami, saya ngadu ke Dae dan nanti Suami ditegur Daenya hahahhahaha…. #CariDukungan
Selain itu, saya merasa Dae is a shoulder to cry on. Seringkali, ketika saya nyaris putus asa, saya curhat panjang lebar, yang biasanya sama beliau disambut dengan doa yang tak pernah putus. Entah percaya atau tidak, ngga pakai lama, biasanya dari doa-doanya, segala masalah saya dan Suami menemukan solusinya. saya pun mengingat benar, ketika kami menangis terharu ketika saya dan suami akhirnya bisa mewujudkan apa yang jadi cita-cita kami.
Saya dan Ibu mertua, adik ipar dan keponakan
Memang sih…mungkin cerita saya dengan Ibu Mertua bisa dibilang satu banding seribu kali ya. karena kebanyakan teman di sekitar saya justru punya hubungan yang buruk dengan Ibu Mertua. Ada yang pernah diminta gugurkan anak yang dikandung, dipaksa agar rumahnya menjadi tempat acara keluarga besar sampai tidak teguran padahal mereka satu rumah. Tapi…kalau boleh saya menganalisa, semuanya sih karena kurang komunikasi aja. Jadi…biar ngga ada salahpaham, sering-sering deh ngobrol sama mertua, walau cuma lewat telepon. karena apa? karena mereka cuma ingin didengarkan, itu saja….semudah itu? Iya semudah itu. Semudah dia menerima kita tanpa syarat. MenjadiΒ menantunya, menjadi pendamping dari anak lelakinya yang dibesarkan dengan susah payah dan sepenuh cinta.
Tulisan ini disertakan dalam #K3BKartinian Postingan Serentak Hari Kartini
Huwaa idamaan ya Meez… gue jg percaya kl doa orang tua itu slalu jd pndorong buat anak2nya.
gue pun alhamdulillah punya mertua yg baek banget. Samle pas SPMB kemaren adek gue dianter2nya di bandung sama mertua. huhuhu… semoga bisa tambah dekat dan beneran jadi orang tua kedua kita ya mez. Aamiin
Iyah amin…amin banget. memang bener ya, kalau mertua sudah dekat, ya jadi orangtua kita yaaa
idaman banget nih ibu mertuanya *lirik gelang dan cincin emasnya yang segambreng* :v
Hahahahahaa…. Alhamdulillah yaaahh π
sweet banget nih hubungan mertua-menantunya….semoga rukun selalu ya mba π
Amin… amin..terima kasih doanya π
*brb telpon ibu mertua* π π
Yess telpon sana…. #Sodorinhape
Alhamdulilah banget ya mbaaa punya ibu mertua baik banget dan akrab… π
Walau sedikit drama gpp lah :)))
uwaaaa,seru ya mertuanya…lucu juga yang cerita maling hahahaha
Aku pun masih sering ngakak kalau ingat itu :)))
Beruntung sekali dirimu mbaaak :))
Bisa memiliki mertua yang penuh pengertian dan sayang banget π
Tapi dalam usia tertentu memang orang tua suka rada drama queen sih yah, nenek-ku kadang suka begitu juga, kejadian kecil di blow up udah kayak sinetron aja bhuahahaha…di-iya-in aja yang penting beliau bahagia hehe..
Betul kan…mendingan kita y6ang ngalah aja deh yang muda :)))
Alhamdulillah ya mba memez mertuanya baik banget.
Hoohhh sesuatu banget lahhh
Cakep.kali mez posting dikau ini.. bener bgt bahwa kita ini tinggal menikmati hasil didikan mertua ya..jadi kudu manut dan sayang sama mertua kalau sayang anaknya..hehe #eluseluscincinengelang hehe just kidding.. #gabolehpamrih
Betul sekali Ibu Witha… yuk elus elus emasnya :))
kamu beruntung Mez….
selain dapat anaknya yang baik dapat ibu mertua yang baik hati pula π
Semoga Dae sehat selalu yaa…
Amin amin amin…
Emang dae gak ada matinya… hahaha
salut ka mez … bagi gelangnya dong modus …
Hahahahaa… minta dong sama Dae sana π
Wow…..senang ya kalo hubungan dengan mertua baik banget kayak gini….
Alhamdulillah yaaaa
eheheeee
Aehhhh mak Tanti….