Bandara atau Bandar Udara punya peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan nyata, lihat saja berapa juta manusia yang hilir mudik di Bandara dan melakukan perjalanan ke tempat lain dengan berbagai macam tujuan.
Di film, Bandara punya peranan penting. Pasti ingat dong bagaimana adegan penting dalam Ada Apa Dengan Cinta, ketika Cinta mengejar Rangga di Bandara Soekarno Hatta (Sayang saya lupa itu Terminal 1 atau Terminal 2) adegan ini begitu penting. Selain karena di Bandara, Rangga dan Cinta berciuman sebagai ungkapan selamat tinggal, perjumpaan itu bisa terulang setelah ratusan purnama kesekian yang bisa disaksikan dalam Ada Apa Dengan Cinta yang muncul 14 tahun kemudian.
Begitu pentingnya Bandara dalam kehidupan manusia juga pernah tergambar dalam film The Terminal yang dibintangi Tom Hanks. Film bergenre drama komedi yang diproduksi pada tahun 2004 ini bercerita tentang pria yang tak bisa keluar dari Bandara karena di negaranya terjadi kudeta militer. Film ini sebenarnya terinspirasi dari kisah nyata seorang pria bernama Mehran Karimi Nasseri yang tinggal di Bandara Charless De Gaulle Paris, mulai dari 26 Agustus 1988 sampai Juli 2006.
Sebegitu pentingnya peran Bandara dalam latar di film, yang merupakan penggambaran dalam kehidupan sehari-hari, membuat saya sebagai penumpang pesawat bermimpi Indonesia punya bandara yang benar-benar nyaman. Dimana penumpang pesawat bisa menghabiskan waktu lebih banyak di Bandara, bukan sekedar untuk menanti keberangkatan pesawat.
SAYA KIRA BANDARA YANG LUAS DAN NYAMAN HANYA SEKEDAR MIMPI…..
Aktivitas yang membuat saya kerap bepergian dengan pesawat terbang membuat saya beberapa kali berkesempatan singgah di Bandara Internasional yang begitu megah, luas dan nyaman. Saya mengingat benar, saat singgah di Bandara Internasional Dubai, saya begitu terkagum-kagum melihat deretan pertokoan, restauran, duty free sampai kursi-kursi nyaman yang disiapkan untuk beristirahat sambil menanti penerbangan selanjutnya. Sebagai bandara transit, Dubai berhasil menampilkan image sebagai tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk berbelanja.
Berbeda dengan Bandara Internasional Dubai, ketika singgah di Bandara Internasional Bahrain, saya begitu terkagum-kagum melihat hiasan ornamen Formula One yang tersebar di seluruh penjuru Bandara. Sebagai negara yang memiliki salah satu sirkuit Internasional terbesar, image sebagai tempat pelaksanaan pertandingan bergengsi Formula One menjadi salah satu jualan utama mereka. Dari sini saya belajar, Bandara adalah etalase sebuah negara. Apa yang ingin ditampilkan dari negara tersebut, harus sudah terlihat di Bandara.
Saat singgah di Bandara tersebut, diam-diam saya menjunjung harapan setinggi mungkin agar kelak Indonesia punya Bandara yang megah dan nyaman.
PERTUMBUHAN PENUMPANG PESAWAT
Pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia kemudian membawa sejumlah perubahan, salah satunya adalah peningkatan jumlah penumpang pesawat. Dari data yang dilansir Badan Pusat Statistik, sepanjang Januari-Oktober 2015, jumlah penumpang angkutan udara mencapai 67,5 juta orang, naik 12,8 persen dibanding tahun 2014. Dari data ini, penumpang domestik sendiri mencapai 56,1 juta orang atau melonjak 15,64 persen dan jumlah penumpang internasional mencapai 11,4 juta orang atau tumbuh 0,4 persen.
Pesatnya pertumbuhan penumpang pesawat ini kemudian menimbulkan masalah baru, Bandara menjadi begitu sesak dan ramai, hingga membuat penumpang kurang nyaman. Salah satu Bandara yang kerap mengalaminya tentu Bandara Soekarno Hatta. Dari data Airports.org, pada tahun 2009 Bandara Soekarno Hatta melayani penumpang terbanyak keempat di Asia, setelah Beijing, Tokyo, Hongkong.
Dari data yang dikeluarkan laman Bandara Soekarno Hatta, pada Mei 2014, Bandara Soekarno Hatta menampung penumpang 62,1 juta penumpang yang membuatnya menjadi Bandara tersibuk di belahan bumi selatan. Walaupun melebihi kapasitas, Airport Council Internasional (ACI) menyatakan Bandara Soekarno Hatta beroperasi dengan aman.
BANDARA SOEKARNO HATTA PERLU DIPERLUAS
Penumpukan penumpang yang kerap terjadi serta kian tingginya lalu lintas pesawat membuat Bandara Soekarno Hatta perlu diperluas. Cita-cita ini kemudian terwujud ketika PT Angkasa Pura II kemudian membangun Terminal 3. Pembangunan Terminal 3 sendiri terbagi dalam dua tahap. Terminal 3 tahap 1 dirancang memiliki daya tampung sekitar 15 juta penumpang per tahun, yang akan bertambah menjadi 25 juta penumpang per tahun bila pembangunan Terminal 3 tahap 2 selesai. Rencananya, pembangunan tahap 2 akan selesai pada Desember 2016 dan dapat beroperasi Maret 2017.
Berbagai pemberitaan yang menyebutkan tentang kemegahan Terminal 3 ini sungguh membuat saya penasaran. Maka, ketika diajak untuk menghadiri acara Halal Bihalal bersama Blogger dan Media pada Minggu, 17 Juli 2016 di Terminal 3 Cengkareng ini saya sangat bersemangat. Saya penasaran seperti apa wajah Terminal 3 Cengkareng yang dibangun dengan biaya 7 Triliun ini….
TERMINAL 3 CENGKARENG ETALASE INDONESIA
Saat tiba di Terminal 3 ini, saya melihat sejumlah pekerja tengah melakukan penyelesaian tahap akhir. Sudah terlihat dan terasa benar kemegahan bangunan seluas 422.804 meter persegi ini. Oleh Mas Haerul, petugas dari Angkasa Pura II, saya dan sejumlah blogger kemudian diajak berkeliling Terminal 3 ini. Decak kagum tak pernah berhenti diungkapkan.
Deretan kursi di ruang tunggu yang banyak dan nyaman
Pembangunan Terminal 3 Cengkareng ini mengedepankan kearifan lokal, di mana seni, budaya dan kuliner khas Indonesia dikedepankan. Saat memasuki Terminal 3, hiasan ornamen khas Indonesia mulai terlihat di berbagai penjuru. Salah satunya adalah di Counter Check In yang berjumlah delapan pulau.
Tidak cuma itu, semangat “menjual” kekayaan Indonesia juga terlihat di karya seni yang dipamerkan di Terminal 3. Sepertinya, baru Terminal 3 ini yang benar-benar menjadi ruang pamer karya seniman Indonesia. Dari hasil kurasi sejumlah kurator yang terdiri dari kurator ahli, praktisi seni rupa dan akademisi, terpilih sejumlah seniman yang akan memamerkan karyanya, seperti Eko Nugroho, Eko Nugroho, Angki Purbandono, Tromarama, Edi Prabandono, Nus Salomo, Pintor Sirait, Ichwan Noor, Awan Simatupang, Galam Zulkifli, Nasirun, Indiegurillas, hingga Sardono W. Kusumo.
Sardono W. Kusumo sendiri akan menampilkan sejumlah lukisan sepanjang 10-20 meter yang bertema kecepatan dan ketinggian. Tema ini dipilih karena seirama dengan gambaran bandara yang memperlihatkan kecepatan orang berlalu lalang, juga karena kecepatan bandara, ketinggian pesawat, panjang runway dan mengejar waktu bagi para penumpang. Nantinya, lukisan ini bisa dinikmati oleh orang-orang yang duduk berlama-lama di Bandara sambil menunggu penerbangan.
Salah satu karya lukisan di Terminal 3 Cengkareng (Sayangnya masih ditutup plastik)
Tidak hanya karya seni berupa lukisan dan instalasi, nantinya Terminal 3 juga akan dihiasi patung Garuda setinggi 18 meter dan lebar 12 meter karya pematung Nyoman Nuarta, yang diharapkan bisa menjadi identitas Terminal 3 Cengkareng. Patung ini dibuat dari rangka baja dan stainless steel, dan tahan ratusan tahun dari pengaruh cuaca.
Rencananya, Terminal 3 ini akan dioperasikan pertengahan Agustus 2016. Dan maskapai penerbangan Garuda Indonesia tujuan domestik akan menjadi maskapai pertama yang menggunakannya. Dan direncanakan pada tahun 2017, penerbangan Internasional bisa dilakukan dari Terminal 3 ini.Terminal 3 sendiri memiliki 28 gate yang terdiri dari 10 gate internasional dan 18 gate domestik.
KELEBIHAN TERMINAL 3 CENGKARENG….
Sebagai Terminal yang paling baru dibangun, tentu teknologi yang dipakai adalah teknologi terdepan. Dari presentasi Bapak Budi Karya Sumadi, Direktur Angkasa Pura II (Saat ini beliau didapuk menjadi Menteri Perhubungan) Terminal 3 ini menggunakan teknologi tercanggih untuk pengoperasian Bandara saat ini. Misalnya :
- Teknologi Baggage Handling System (BHS). Jadi, ini sistem penempatan layanan bagasi yang dikerjakan secara komputerisasi dengan menggunakan barcode di barang penumpang, sehingga nantinya ngga perlu tuh pakai porter. Dimana letaknya Baggage Handling System ini? Di pintu masuk terminal, sehingga penumpang bisa langsung mengurus barangnya masuk bagasi. Baggage Handling System yang ada di Terminal 3 ini berada di level 5 atau level maksimal, sehingga bisa mengantisipasi jika ada benda mencurigakan seperti bom atau narkoba.
- Teknologi Airport Security System (ASS) yang berfungsi layaknya intelijen. Dengan teknologi ini, sekitar 500-600 CCTV bisa mendeteksi wajah penumpang pesawat atau pengunjung bandara. CCTV ini juga akan memantau jika ada barang yang tertinggal atau engaja ditinggalkan. Misalnya nih, ada benda yang tidak bergerak minimal lima menit, maka CCTV tersebut akan menyorot benda tersebut dan kemudian akan segera diamankan oleh petugas keamanan. Teknologi ini bisa membuat orang yang berada dalam Daftar Pencarian Orang bisa dikenali dengan mudah.
- Teknologi Fully Intelligence Building Management System (IBMS), dengan mengadopsi teknologi ini membuat Terminal 3 menjadi bangunan berkonsep eco green. Jadi pengeluaran air, listrik dan energi bisa diatur.
Fasilitas bagasi otomatis yang terletak dekat Counter Check In
TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DI TERMINAL 3 CENGKARENG
Apa saja teknologi ramah lingkungan yang diterapkan di sini? Ini dia diantaranya :
- Rain Water System yang bisa mengolah air hujan menjadi air bersih.
- Recycle Water System yang mampu mengolah air toilet untuk kembali menjadi air toilet untuk menghemat air.
- Teknologi pencahayaan yang dapat menyesuaikan terang dan redupnya lampu sesuai dengan kondisi cuaca.
- Penggunaan lampu LED yang hemat energi, dan penerangan jalan yang energinya bersumber dari solar cell.
Berbagai teknologi yang digunakan ini tentu punya tujuan khusus, yakni meningkatkan Sertifikasi Bintang 3 menjadi Sertifikasi Bintang 5 Skytrax.
TERMINAL 3 CENGKARENG BERBEDA DENGAN BANDARA CHANGI
Maraknya pemberitaan serta postingan blogger tentang kemegahan dan kenyamanan Terminal 3 ini kemudian membuat beberapa orang berkomentar negatif. Kemegahan terminal 3 dianggap ngga akan bisa menyaingi Bandara Changi. Perlu saya luruskan di sini. Ada perbedaan karakter antara Terminal 3 dengan Bandara Changi.
Karena itu, Budi Karya Sumadi berharap kehadiran Terminal 3 ini nantinya bisa menarik maskapai Internasional untuk transit di Jakarta, ketimbang di Singapura atau Kuala Lumpur. Ditargetkan, pada tahun 2021, pelayanan di sini bisa menandingi pelayanan di bandara Changi, sementara di tahun 2019 diharapkan bisa menandingi pelayanan di Bandara KLIA2.
Untuk mendukung tujuan itu, Rhenald Kasali selaku Komisaris Utama Angkasa Pura II yang juga hadir dalam acara Halal Bihalal bersama Blogger dan Media ini turut merumuskan konsep yang diusung di Terminal 3 ini. Dari paparan yang disajikan, saya tertarik dengan konsep gerai kopi lokal yang akan ada di Terminal 3. Seperti yang kita tahu, selama ini gerai-gerai Internasional selalu mendominasi di setiap Bandara.
Tak hanya itu, Terminal 3 nanti, akan ada area tempat makan seluas 3.261 m2 di keberangkatan domestik yang dikelola PT Taurus Gemilang yang telah berpengalaman 26 tahun dan mengelola 11 lounge di Bandara Denpasar, Makassar dan Surabaya. Di area makan ini, tidak hanya menghadirkan merek kuliner lokal dan Internasional saja. bahkan, akan ada brand kuliner berskala kecil yang dikemas menarik. Bisa saja kita akan menemui seblak, cilok dan tahu gejrot ada di gerai makanan di sini. Bahkan, bukan ngga mungkin, nantinya akan ada pengunjung yang datang sekedar untuk berwisata kuliner.
Kenyamanan pelayanan Terminal 3 ini akan bertambah sempurna dengan akan dioperasikannya monorail yang berbasis teknologi automated people mover. Jadi, nantinya monorel berkapasitas 150-200 orang ini akan berputar ke terminal satu ke terminal lain setiap 4 menit sekali. Fasilitas ini rencananya bisa selesai dibangun pada tahun 2017.
Di tahun 2017 pula diharapkan kereta Bandara bisa mulai dioperasikan. Rencananya, kereta bandara ini akan beroperasi mulai pukul 04 – 00 WIB, dengan 124 perjalanan pulang pergi. Setiap trip kereta ada 6 gerbong, yang bisa mengangkut 272 penumpang. Stasiun yang akan dilewati Kereta Bandara adalah Manggarai, Sudirman, Duri, Batu Ceper dan Bandara Soekarno Hatta. Waktu tempuh kereta bandara ini diperkirakan 57 menit.
Berpose di salah satu sudut Terminal 3 Cengkareng
Di Terminal 3 ini tentu saja disediakan fasilitas penunjang seperti toilet, tempat Ibadah, hingga arena permainan anak. Namun, karena masih dalam pembenahan tahap akhir belum terlihat jelas bentuknya.Apakah semuanya benar-benar positif dan bagus seperti yang digembar-gemborkan? Menurut saya sih karena masih dalam penyelesaian tahap akhir belum terlihat benar. Dan kalau pun memang ada saran, kritik dan masukan bisa dilayangkan ke berbagai akun sosial medianya, misalnya untuk twitter di @AngkasaPura_2 atau di @ContactAp2 dan saya yakin pengelolanya juga sangat menerima masukan dan kritik tentang fasilitasnya kok, kalau disampaikan dengan logis dan tanpa muatan tertentu ya…
Di Terminal 3 ini bisa juga menjadi tempat pertemuan
Berbagai fasilitas yang menunjang kenyamanan dan keamanan yang ada di Terminal 3 Cengkareng ini, bikin saya makin kagum dengan kekayaan Indonesia dan ngga sabar untuk segera menikmatinya. Biasanya sih, saya bisa tiba 3-4 jam lebih awal di Bandara, untuk sekedar berkeliling dan duduk duduk di lounge yang ada. Kalau kamu, biasanya apa sih yang dilakukan kalau tiba lebih awal di Bandara? Cerita dong di sini…
Terima kasih review tentang terminal barunya mez… ibarat manusia utuh… bandara itu ibarat wajah manusia utuh… yang umumnya diingat wajahnya dulu…. saat kelak merindu… semoga dari bandara internasional yang baru ini… menjadikan siapapun terkesima terpesona hingga tergerak untuk mengenal lebih jauh… Indonesia…
Amin… kita kudu optimis dan bangga sama bandara Internasional yaa
Keren yak.. Tapi blm pernah ngecek langsung sii.. Padahal deket rumah.. Hehehe.. Bagus sii yaa… Akhirnya Indonesia punya terminal kayak begini.. Semoga ke depannya lebih canggih dan lebih maju lagi.. Jadi bisa bener-bener bersaing dengan negara tetangga.. Mantep daahhh 👍👍👍
Kalau bandaranya bagus, kali aja kian banyak jomblo yang ketemu jodohnya ya 🙂
Bangga dengan Terminal 3 Soetta 🙂
Sama juga dong 🙂
Aku sukaaaa terminal yg baru ini….. Semoga yah bisa jd tempat transit 🙂
Iyaa… tempat makannya banyak dan asyik lohhh #Penting
saya baru sekali mampir ke bandara soekarno-hatta ketika pulang ke padang, dan pelayanannya tidak mengecewakan
Syukurlah…
Keren ya Mak? Moga bisa nyicipin lewat terminal 3 kalau pas ke LN suatu saat nanti aamiin hehe
TFS 🙂
Untuk sementara Terminal 3 ini dipakai buat penerbangan domestik Garuda.
aku belum pernah ke terminal 3 ini tapi kalo dari foto2nya keren dan megah ya mba Mez..
Iyesss… oke banget lah…