Hari ini, saya dan suami memperingati ulang tahun pernikahan kami yang keenam. Iya, tepat jam satu siang enam tahun lalu, saya resmi diperistrinya dengan balutan kebahagiaan dari keluarga besar kami. Benar-benar bahagia, karena selama persiapannya nyaris ngga ada konflik yang terjadi antara kami atau bahkan dengan orang tua. Seperti diberkati luar biasa.
Lantas, bagaimana dengan perjalanan enam tahun ini? Wow……
Secara jujur perjalanan rumah tangga kami mirip rollercoaster. Bukan…bukan karena perasaannya, tapi perjuangannya. Saya mengingat benar, kami membangun rumah tangga dari nol banget, bahkan usai menikah kami hanya mampu mengontrak sebuah rumah petak tiga ruangan, dan Alhamdulillah saat ini sedang menunggu proses pembangunan istana mungil kami.
Perjalanan waktu akhirnya membawa saya dan suami dalam proses pendewasaan diri. Saya yang selalu meletup-letup dan ngga sabaran, harus bisa menerima ketika suami bersikap tenang dan sabar (walau cenderung pelan hahahahhaa) Tapi, bukankah sejatinya sebuah pernikahan adalah menerima dan memahami perbedaan?
Perjalanan waktu juga yang membuat saya dan suami harus ikhlas kalau sampai saat ini belum ada buah cinta. Lalu, apakah kehidupan kami menjadi sepi dan garing? Ah tidak kawan, Allah selalu punya rencana lain rupanya. Kami berdua diberi waktu untuk menyenangkan orang tua, saudara hingga keponakan yang berjumlah delapan orang, hingga jujur saja tak pernah kesepian akan kehadiran anak. Menantikan iya, tapi kami sabar menanti -seperti nama rumah makan di Jogja- Saya dan suami selalu percaya, anak akan hadir tepat pada waktunya dan akan indah sekali momennya.
We’re not a perfect couple, kisah kami bukan seperti cerita dari negeri dongeng yang selalu bahagia sepanjang masa. Kalau ditanya, apa kami sering ribut? Iya banget, tapi ributnya karena hal-hal sepele bukan prinsipil, dan kemudian akan langsung mencair karena baik saya dan suami biasanya punya inisiatif untuk berpelukan, yang akan mencairkan ketegangannya. Suami memang bukan orang yang romantis, tapi caranya memperlakukan saya seringkali membuat saya “meleleh” hahahahhahaaa…..
Suatu hari, saat sedang santai saya bertanya pada suami, apa sih yang membuatnya bertahan menjalani semua ini, padahal saya seringkali ngambek dan bersikap tidak jelas -huhuhuhu…hormon oh hormon- , jawabnya adalah kenyamanan. “Ngga ada yang menyamai. Mau diskusi apapun sama kamu pasti nyambung, apalagi aku suka banget kalau kamu masak,” kata suami yang langsung saya sambut dengan GR. Nah sebaliknya, apa yang membuat saya nyaman menjalani pernikahan ini? jawabannya adalah kebebasan. Suami tidak pernah melarang saya melakukan aktivitas yang saya sukai, juga saya bebas mengemukakan pendapat saya tentang keputusan yang menentukan hidup kami. Trussss… wedding anniversary ini kemana? Ngga kemana-mana sih tepatnya. Lupain liburan yang biasanya kami lakoni. Tahun ini lagi ngirit banget, habis bayar rumah, sampai bikin Medhartara. Walau begitu, Insha Allah tidak mengurangi kebahagiaan dan rasa bersyukur kami.
Tapi, kami selalu punya cita-cita untuk liburan kesana kesini -Mimpi Boleh Dong- Kami tuh pingin tua bersama, dan tetap bisa liburan dengan gaya santai kami. Ya… suami memang travelmate yang asyik. Kami terbiasa liburan ala backpacker bahkan sesekali -iya sesekali banget- gaya luxury. Mengejar sunrise di Bagan Myanmar serta sok tahu saat mengunjungi Kanchannaburi Thailand jadi petualangan seru yang kami lewati pada Oktober tahun lalu.
Di momen istimewa ini, saya punya doa khusus. Lalu, apa sih yang doa saya? Simpel banget. Saya hanya ingin kami selalu sehat, sehat dan sehat selalu, dikaruniai rezeki halal dan bersama hingga tarikan nafas terakhir…. Doakan kami ya 🙂
awww….. hepi eniverseryy mba Meeez…
mengamini doa2nya …. ;))
haiii makasiii Bu Desy… amin amin amin yaaa
6 tahun bukanlah waktu yang singkat. Sungguh perjalanan panjang untuk menuju perjalanan panjang berikutnya. Selamat ya mbak, semoga langgeng bahagia dunia akhirat
Alhamdulillah… bener banget. ini masih selangkah dari perjalanan panjang nanti.
Duileeeehhh.. Pantes aja lu kmrn blgnya mau ke Margo, ada yg mau dicari..
Gw tau dahh yg lu cari Mez *sotoy*
Selamat ultah pernikahan Memez dan mas Adhar.. Mesra selalu yahhhh..
Bukan beli ling*&*e yaaa :)))
Ngga pakai begitu2an lah gue :p
Happy anniversary ya Meeeez, bahagia selalu sama pak suami hingga ke surga kelak. Aamiin
Bu Orin terima kasih yaaaa 🙂 Amin untuk doanya
Mbaca ‘sampai tarikan nafas terakhir’, daku bener2 tarik nafas lho, Mak.
Happy Anniversary.
Habis itu jangan lupa buang nafas ya Pit 🙂
Nanti kentut kalo lupa buang nafas …..
hepi eniverseri Mez…
semoga langgeng dan bahagia selalu yaa 🙂
Yanii… terima kasiiih. Yukkk jalan-jalan ke Danau Toba :)))
Happy anniversary ya mez, smoga berlimpah berkahNYA dan selalu bahagia
Mbak De terima kasih yaaa 🙂
wuahhhh.. memez romantis euy kata2nya.. aminnn semoga slalu bersama, bahagia dan diberkahi Allah selalu yaaaa…
aseekkk, makan2.. hahaha..
Romantissss apanya bu Yu… terima kasih doanya yaaa
Happy anniversary mba memez, turut mengaminkan semua doa, semoga slalu rukun dan bersama sampai akhir 😀
Terima kasih sayang… doa yang sama untuk kamu yaaa
happy anniversary ya mak
weeh kon ya aku nikah? worry hahah
salam knal yaa
@guru5seni8
Haiii salam kenal ya Tya. tenang saja, semua sudah ada jodohnya kok, ditunggu saja ya 🙂
happy anniversary, mbak memez dan suami 😀
mengaminkan doa2 terbaiknya. bahagia selalu ya mbak, bersama suami 😀
Terima kasihhhhhh. Doa yang sama buat kamu yaa 🙂