Rumah Memez

Cerita Memez

Ketika Terpaksa Belajar Diving

I Love u Forever

 

Gue ngga bisa berenang!!! beneran, serius!!!

Makanya, kalau Miswa mengajak gue untuk belajar diving, gue males-malesan. Karena apa? pertama karena alasan ngga bisa berenang, trus gue penakut dan panikan orangnya. Tapi, gue ngga kuasa menolak ketika akhir Januari lalu Miswa mengajak gue ke Bali untuk mengambil license diving. Yup, dia mendaftarkan gue di sebuah dive center. Dia memaksa dan menjerumuskan gue…

Hari pertama sampai Bali, gue dan Miswa langsung ke Tulamben. Kita akan menginap di Matahari Tulamben Resort and Dive. Jujur aja, gue masih sangat mengantuk, belum lagi untuk sampai ke Tulamben dari Bandara butuh waktu hampir lima jam gegara jalanan macet. Di hari pertama itu, gue diharuskan menonton beberapa video tentang dasar-dasar diving. Karena kelasnya berlangsung sangat santai, gue menonton sambil ngemil dong hhahahahhaaa…

menonton video diving

Habis menonton video, gue kemudian praktek di kolam. Aih sumpah deh ya, instrukturnya sabar dan baik banget, namanya Mas Didi. Dia instruktur diving yang sangat berpengalaman banget. Cara mengajarnya enak dan memastikan gue benar-benar mengerti.

Di hari kedua, gue kemudian diajari bagaimana memasang setiap perlengkapan diving termasuk dijelaskan apa saja fungsinya. Yang paling penting adalah bagaimana menghadapi situasi emergency saat berada di dalam air.

Untuk diving sendiri, gue harus memakai peralatan lengkap seperti ini.

Satu set perlengkapan diving

Berat? Pasti. Tapi, semua ini tentu ada fungsinya. Apa saja sih alatnya?

  1. Wet Suit. Gunanya untuk melindungi tubuh. Ibaratnya seperti kulit kedua, jadi harus ketat dan pas banget sama bentuk tubuh. Sebenarnya sih ngga harus yang lengan panjang atau celana panjang seperti ini. Kalau untuk perairan tidak terlalu dalam memang bisa pakai wet suit yang pendek. tapi, kalau sudah menyelam lebih dari 20 meteran, suhu air semakin dingin.
  2. BCD alias buoyancy control device. Yaitu alat untuk mengendalikan daya apung yang dilengkapi dengan  alat penghembus tekanan rendah (Low Pressure Inflator). Fungsinya untuk mengembang atau menghembuskan udara dalam BCD secara mekanis atau bisa juga ditiup ketika keadaan emergeny.
  3. Masker atau kacamata yang melindungi wajah dan mata sehingga bisa melihat di dalam air. Saat di kolam saya belajar mask clearing yang agak susah buat saya.
  4. Fin alias sirip yang dipasang di kaki. Fungsinya untuk membantu daya dorong kaki.
  5. Booties alias sepatu. Sebenarnya sih bisa saja pakai full foot fin atau yang open heel. kalau gue merasa nyaman memakan yang open heel, dengan ditambah booties ini.
  6. Tabung. Nah ini dia yang paling penting. karena tabung yang berisi campuran oksigen dan nitrogen ini merupakan suplai udara utama bagi penyelam atau divers.

Sebenarnya alat utamanya sih itu saja, tapi bisa ditambah dengan aksesoris diving bagi yang memang butuh dan berminat pada spesialisasi keahlian diving.

Di hari kedua, gue juga mulai menyelam di laut. Dengan didampingi bli Didi, gue dibawa hingga kedalaman 20 meter. Namanya juga pemula, keseimbangan gue saat berada di dalam masih sangat buruk. Belum lagi ketika gue mengepakkan fin yang malah membuat kaki nyaris kram. karena apa? Karena gue ngga bisa berenang.

Apa pengaruh ngga bisa berenang dengan diving? Buat gue sih ketidakmampuan berenang ini membuat gerakan kaki gue menjadi jelek dan tidak beraturan. Maka, bli Didi kemudian mengajari gue bagaimana mengepakkan kaki saat diving.

Titik pertama saaat diving adalah Suci Palace yang berada di depan Matahari Tulamben Resort and Dive ini. Gue bisa melihat ikan-ikan yang begitu cantik, serta sejumlah patung yang memang sengaja diletakkan di sini. Di hari kedua, gue sempat dua kali diving yang ternyata membuat gue ketagihan. Sebagai instruktur, bli Didi menilai gue sebagai pemula yang ngga panik, hahahahahaha… gue sampai malu dinilai begitu.

Di hari ketiga, gue, Miswa dan Bli Didi kemudian diving di USS Liberty Shipwreck, atau reruntuhan kapal kargo Amerika serikat yang karam karena ditorpedo pada tahun 1943. Kedalaman reruntuhan kapal ini beragam. Mulai dari lima meter sampai 30 meter. Sayangnya karena angin dan cuaca, visibility saat itu kurang bagus. Tapi, saya sangat puas mengelilinginya, karena kapalnya luar biasa besar.

Puas diving dan mengelilingi USS Liberty Wreck, gue kemudian naik ke darat dengan perasaan lelah tapi puas luar biasa. Tapi, gue belum boleh berpuas diri, karena harus menjalani ujian tertulis yang kali ini serius banget. Pasalnya, soalnya dalam bahasa Inggris.

Belajar Teori diving

Kegiatan diving yang tadinya gue lakukan dengan terpaksa, kemudian malah membuat gue sangat suka. Gue bahkan jadi ketagihan dan sudah merayu Miswa untuk merencanakan diving trip selanjutnya. Di dalam air, gue merasa harus berani,  belajar menguasai masalah yang terjadi pada diri sendiri, tidak panik dan cepat mengambil keputusan. “Pemaksaan” yang berbuah manis tepatnya…

tulamben

Kalau kamu, pernah ngga sih dipaksa melakukan seuatu yang akhirnya malah menjadi suka? Cerita dong…

 

 

 

 

 

 

10 Comments Ketika Terpaksa Belajar Diving

  1. ruziana

    waah selamat ya mba
    sy jg tdk bisa berenang tp misua ga mau ngajarin hiks
    klu bawa anak berenang sy paling ikut berendam di kolam anak hehehe

  2. zata

    waaa, gw diving baru sekali seumur idup, pengen lagi sih, tapi blm sempet2..

    hmm, awalnya dipaksa dan jadi suka? paling duluuu bgt, pengalaman makan sushi pertama kali, dipaksa2 karena katanya enak dan mahal, tapi saking gak doyannya waktu itu gw sampe pengen munt*h, tapi sekarang doyannya luar biasa sama makanan jepang itu, hehehe..

    1. memez

      Diving itu bikin ketagihan yaaa…
      Gue pun kurang suka diajak makan sushi. Pun dengan Miswa yang lidahnya Indonesia banget 🙂
      kalau makan sushi paling ketika bersama teman-teman

  3. Pypy

    Ahh.. Cita2 bgt ini.. Nyesel ga ikut temen dulu waktu masih lajang, skrg mo ngeluarin duit buat ambil lisensi sayang krn ada prioritas2 lain..huhuhu..

    Seruu bgt mba Mez!!

Comments are closed.