Buat saya yang tumbuh di tahun 1990an ( duh ketahuan deh umurnya) di mana saat itu belum ada komputer secanggih seperti sekarang, (handphone baru mulai saya gunakan di tahun 1999, itu juga yang hitam putih layarnya), teknologi kekinian yang paling luar biasa menurut saya adalah kalkulator.
Ya ampun, kok bisa ya benda sekecil itu kemudian dipencet-pencet tombolnya dan menghitung dengan benar dan sempurna #NorakModeOn
Bahkan, saat masih SD, saya dan kedua adik seringkali bertengkar karena rebutan kalkulator untuk mengerjakan PeeR Matematika.
Tentu saja… Yang biasanya didahulukan untuk menggunakannya adalah adik bungsu saya, karena dia selalu mengandalkan air mata untuk memenuhi keinginannya hahahahahahaha namanya juga anak kecil ya.
Karena jarang dapat kesempatan untuk menggunakan kalkulator, saya kemudian terbiasa belajar berhitung dengan membayangkan angka-angkanya di dalam pikiran. Coba misalnya perkalian 15×15? Berarti 5×5 = 25 ditambah angka 1+1= 2. Berarti totalnya 225.
Ya kalau perkalian begitu sih mudah. Tapi kalau yang sudah berhubungan dengan Cosinus, Sinus, Tangen dan sebagainya?????
Ya tentu aja teler menghitungnya…..
Makanya, waktu mulai duduk di bangku SMP, dari uang jajan yang diberikan orang tua, saya sisihkan untuk beli kalkulator. Walau kemudian untuk membelinya, tetap saja ditambahi oleh Papah saya. Adalah kalkulator Scientific bermerk Casio yang saya beli ketika itu. Inget banget deh, harganya ngga sampai 50ribu rupiah. Saking disayanginya, kalkulator itu ngga boleh dipinjam siapapun, bahkan oleh kedua adik saya #kakakpelit
Berkat kalkulator itu. Urusan mengerjakan PeeR Matematika selesai dengan mudah.
Ngomong-ngomong soal kalkulator Scientific, tahu ngga sih kalau alat ini bukan cuma untuk sekedar berhitung. Tapi juga banyak manfaatnya. Seperti :
1. Notasi ilmiah,
Jenis kalkulator ini mampu memecahkan notasi ilmiah. Dimana yang dimaksud dalam notasi ilmiah tersebut ialah pola angka yang digunakan untuk mengetahui pelaporan hasil dari sebuah pengukuran, yang dimaksud untuk mempermudah dalam menjabarkan hasil laporan tersebut.
Notasi ilmiah ini lah yang merupakan cara dari penulisan nomor yang terlalu besar ataupun yang terlalu kecil. Misalnya, ketika melakukan pengukuran massa bumi atau sebuah barang yang memiliki berat dalam satuan kilogram.
2. Floating point
Ada yang bilang kalau floating point hampir sama dengan notasi ilmiah. Sebenarnya sangatlah
berbeda, karena floating point digunakan untuk mempresentasikan suatu angka yang bernilai besar maupun angka yang bernilai kecil. Pada penggunaannya floating point sering diterapkan pada ilmu perkomputeran dengan dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian mantisa dan bagian eksponen.
3. Logaritma,
Logaritma atau yang biasa dikenal dengan kebalikan dari pemangkatan yaitu eksponen. Dahulu, logaritma merupakan salah satu rumus yang ada pada matematika, tapi saat ini logaritma ada pada sains. Fungsi logaritma yaitu sebagai rumus untuk memecahkan persamaan yang memiliki pangkat sulit untuk diketahui. Dengan menggunakan jenis kalkulator ini maka rumus logaritma tersebut dapat terpecahkan.
4. Trigonometri,
Selanjutnya, kalkulator ini dapat digunakan untuk memecahkan rumus trigonometri. Trigonometri merupakan sebuah rumus, seperti sinus, cosinus, dan tangen. Rumus ini banyak ditemukan pada pelajaran matematika dan juga ilmu astronomi serta geografi. Rumus inilah yang dapat digunakan untuk menghitung jarak bintang terdekat serta dapat menghitung navigasi satelit.
5. Eksponensial,
Kelebihan terakhir, kalkulator ini bisa untuk memecahkan rumus pemangkatan atau yang lebih dikenal dengan fungsi eksponensial yang merupakan perkalian pada suatu soal yang diulang-ulang.
Bahas soal kalkulator, kayaknya kita kudu berterima kasih banget sama Blaise Pascal, ahli matematika dan sains dari Prancis yang berhasil membuat kalkulator roda numerik atau Pascaline.
Alat buatan Pascal ini menjadi cikal bakal kalkulator modern yang digunakan sekarang. Padahal, alat itu diciptaka saat Pascal baru berusia…. 18 tahun!!! Luar biasa banget kan…
Cikal bakal Kalkulator yang dibangun Pascal diberi nama Pascaline. Awalnya sih, digunakan untuk membantu pekerjaan ayahnya sebagai petugas pajak. Sayang, alat ini tidak direspon baik oleh pemerintah Perancis kalau itu. Alasannya, selain bentuknya terlalu besar, biaya pembuatannya juga cukup tinggi. Duh.. pasti mereka menyesal banget ya….Meski bukan Kalkulator Scientific, kalkulator buatan Pascal ini punya peran besar, lantaran bisa dibilang sebagai cikal bakal dari hadirnya kalkulator di dunia nyata.
By The way, kamu punya pengalaman apa sih sama kalkulator? Cerita dong di sini….