Apa sih arti uang 59.500 buat lo?
Seminggu tiket kereta CommuterLine?
Buat bayar taksi?
Beli segelas kopi di gerai kopi ternama?
Atau…justru sekali cuci blow di salon yang banyak di Mal kelas menengah?
Buat gue… duit 59.500 bisa menyelamatkan bokap,satu-satunya orangtua gue yang tersisa….
12 Juni silam, Bokap gue yang ditemani Bimo, adik gue, terkena serangan jantung saat hendak kembali ke Jakarta. Padahal… saat itu Bokap dan Bimo sudah berada di bandara Ahmad Yani, Semarang. Rencananya, mereka akan naik Batik Air pukul delapan malam.
Tapi… semua rencana berubah. Saat jam enam sore, bokap turun dari mobil sepupu yang mengantarnya ke bandara. Di mobil, bokap sudah muntah-muntah, dan sekujur badannya dingin. Gue yang sudah siap menjemput di bandara Soekarno Hatta jelas KETAKUTAN BANGET. TAKUT…. BENAR-BENAR TAKUT. Gue ngga siap ditinggal Bokap. Kepergian Nyokap setahun lalu karena kanker bikin gue selalu memohon dan berdoa kepada Allah… agar gue bisa punya waktu lebih lama bersama Bokap.
Dari hasil pemeriksaan di klinik Bandara, tensi darah Bokap tinggi banget dan tidak diizinkan untuk terbang. Om dan Adik gue kemudian memutuskan untuk membawa Bokap ke IGD Rumah Sakit Kariadi. Ketakutan gue kemudian berubah menjadi panik, sambil menghitung-hitung berapa uang yang disiapkan untuk pengobatan ini?
Ngga sampai setengah jam, Bokap gue sudah sampai di Rumah sakit Kariadi. Setelah menjalani pemeriksaan, Bokap gue dinyatakan serangan jantung. Duhhhh… perasaan gue saat itu sangat panik-cemas-takut bercampur menjadi satu. Gue yang pingin menyusul ke Semarang kemudian gigit jari. Ngga ada penerbangan ke Semarang setelah jam tujuh malam. Pun dengan besok paginya. Akhirnya, gue ditemenin Miswa naik kereta ekonomi Menoreh yang berangkat dari Stasiun Pasar Senen jam tujuh pagi.
Sejak Bokap masuk IGD sampai gue tiba di Semarang, gue ngga putus komunikasi sama Bimo. Setiap setengah jam sekali minimal gue menelepon dia. Walau dia sudah memberi tahu kalau kondisi Bokap sudah stabil, tetap aja gue ngga tenang.
Suasana Ruang IGD. Tim Dokter dan Perawatnya benar-benar sigap dan…. RAMAH!!!!
Sampai di Semarang jam dua siang, gue langsung ke Rumah sakit Kariadi dengan naik taksi. Melihat keadaan bokap yang tengah istirahat di IGD, tangis gue pecah. Gue ngga terbayang kalau akhirnya gue bisa memeluknya lagi atau bahkan sekedar mencium tangannya.
Saat gue dan Miswa baru sampai di RS
Tapi… dasarnya Bokap orangnya tuh sok kuat. Dia ngga mau memperlihatkan kalau dia sakit, karena dia tahu gue anaknya cengeng banget. Dari hasil ngobrol sama dokter, diketahui Bokap gue kena serangan jantung yang bisa berakhir fatal kalau sampai telat ditolong. Bokap kemudian dua hari berada di IGD, dua hari di HCU dan kemudian dipindahkan ke kamar perawatan kelas I di Kardiologi Center.
KATETERISASI
Bokap dan Bimo di ruang perawatan
Saat pindah ke ruang perawatan, bokap gue diperiksa oleh dokter Yan Herry, SpJP. Dokter yang kata Bokap gue lebih pas jadi artis ini baik banget dan menyenangkan cara menjelaskannya. Beliau kemudian memutuskan supaya Bokap di kateterisasi pada hari Kamis, 18 Juni 2015.
FYI, Kateterisasi itu adalah proses memasukkan Kateter, semacam selang kecil, berukuran diameter sekitar 2 mm, dimasukkan sampai ke pangkal pembuluh koroner. Melalui kateter ini kemudian disuntikkan zat kontras sehinggga pembuluh koroner dapat terlihat dan dibuat film dengan menggunakan sinar X. Jika ada penyempitan atau penyumbatan pembuluh koroner, akan nampak dalam film. nah untuk kateterisasi jantung, dimasukkan lewat paha kanan.
Sebelum Kateterisasi, Bokap puasa dari jam 10 malam. Dan kateterisasinya dimulai dari jam delapan pagi. Katanya siiii prosesnya 30-60 menit saja. Karena itu hari pertama puasa, gue sendirian dan sangat lelah. Gue menanti di ruang tunggu depan ruangan Kateter sambil berdoa, zikir dan sebagainya.
Satu jam berlalu
Satu setengah jam berlalu
Dua jam berlalu
Dua setengah jam berlalu….
Duhhh Bokap gue ternyata belum keluar juga. Kalut dan tambah paniklah gue. Tapi… gue kemudian memutuskan untuk kembali ke kamar perawatan. Gue yakin tim dokter pasti melakukan hal yang sebaik-baiknya. Apalagi dari sejumlah referensi yang gue baca, proses kateterisasi tergolong aman.
Baru gue merebahkan badan di sofa…. eh Bokap gue yang berada di bed masuk dengan dibantu dua orang suster. “Mbak, ini bapaknya dipasang empat stent ya. Istirahat dulu ya, jangan turun dari tempat tidur dan nanti bekas lukanya akan dipakaikan bantal pasir,” jelas suster.
Gue pun berucap syukur tak pernah berhenti saat itu.
Gue pegangin terus tangan Bokap
Gue ngga percaya…
Selama ini keinginan Bokap untuk pasang stent akhirnya bisa terlaksana
Bokap gue memang punya riwayat penyakit jantung. Yang tentu salah satu penyebabnya adalah gaya hidupnya dahulu, makan sembarangan dan perokok berat. Bokap gue sudah 4-5 tahun ini berhenti merokok.
Selama dipasang bantal pasir selama enam jam, bokap ngga boleh menggerakkan kaki kanannya. Untuk pipis atau BAB pun di diapers atau di pispot. Eh… Bokap ini kan ngga sabaran, jadi bentar-bentar minta dipanggilin perawat. #MaafkanPapahSayaYa
Nah… selama di ruang perawatan, gue sama Bokap saling curhat, saling mengutarakan perasaan gue, ketakutan gue akan kehilangannya, kesebelan gue sama dia, sambil meyakinkan bahwa kita, anak-anaknya biar bagaimanapun akan ada di sampingnya. Sudahlah cukup selama ini, Bokap membanting tulang, melindungi kita dan melakukan apapun demi anak-anaknya ini #Mewek
Pas ngobrol, gue bilang “Ayolah pah… buruan sembuh, kembali pulih. Kita sudah sangat-sangat kangen papah kembali ke rumah, apalagi sekarang bulan ramadhan, mau lebaran. Nanti papah boleh pilih, baju koko mana yang pingin papah beli buat Lebaran nanti,” Diam-diam, gue lihat matanya berkaca-kaca. Lagi…dan lagi… gue berdoa semoga gue dan ketiga adik gue bisa lebih lama lagi bersamanya.
Sehari setelah kateterisasi dan pemasangan empat stent, yang mana cukup parah karena biasanya orang hanya pasang 2-3 stent aja, dokter Yan kemudian kembali memeriksa dan ternyata bokap gue diperbolehkan pulang. Yeaaayyyy… duh senangnya ngga kira-kira deh. Bokap kemudian diharuskan mengkonsumsi sejumlah obat dan rutin melakukan kontrol.
BERAPA BIAYANYA????
Gue kemudian diminta mengurus administrasinya. Kali ini giliran jantung gue bergemuruh kencang. Dari hasil ngobrol sama perawat, diketahui bahwa empat stent itu berharga 75 juta rupiah, belum ditambah biaya saat di IGD, HCU sampai ruang perawatan.
Saat tiba di kasir, tangan gue keringat dingin, pandangan gue kabur dan jantung gue bergemuruh lebih kencang. Perasaan ini kian berkecamuk saat kasir memanggil nama bokap gue, dan langsung hilang saat kasir mengucapkan….. “Mbak, ini cukup ditandatangani aja ya,” kata kasir singkat dan langsung membuat gue serasa terbang.
Berapa total biaya perawatan bokap? Tepatnya 89.043.750 rupiah.
Berapa yang harus gue bayar? 0 Rupiah.
Berapa? Iya…0 Rupiah.
Ngga percaya? Sama…gue sendiri juga ngga percaya.
Gue memang mendaftarkan adik, bokap dan nyokap sebagai peserta BPJS sejak Januari 2014. Tiap bulan gue membayar 59.500 per orang sebagai iuran BPJS Kelas I.
59.500 yang tadinya biasa gue gunakan untuk naik taksi atau sekedar segelas kopi, tapi kali ini bisa menyelamatkan bokap gue. Membuat bokap gue mendapatkan perawatan sebaik-baiknya.
Bukan… bukan…ini bukan sama sekali kampanye BPJS. Ini hanya pengalaman gue yang merasakan bagaimana menjadi peserta BPJS.
Apakah dipersulit? Ngga sama sekali.
Apakah pelayanannya jutek dan terbatas? Ngga sama sekali.
Seluruh dokter, perawat bahkan tenaga kebersihannya di RS Kariadi sangat ramah, sabar dan baik banget. Ngga ada tuh perbedaan pelayanan karena kita pasien BPJS atau pasien yang bayar tunai.
karena itu…gue mengucapkan terima kasih kepada dokter Yan Herry SpJP dan tim, dokter Lanjar, dokter Ign. Faizal, dokter Hidayat dan semua tim perawat yang telah memberikan pelayanan sebaik-baiknya untuk Bokap. It means a lot to us
Selain itu…. gue percaya banget Bokap gue bisa pulih seperti sediakala karena rentetan doa yang tak pernah putus dari saudara, rekan, sahabat serta semua teman gue, bokap gue, adik-adik gue. Kekuatan doa membuat Bokap gue berhasil melewati semua ini.
Pelajaran dari peristiwa yang telah gue lalui adalah…. sudahkah lo menjadi peserta BPJS? Kalau sudah, syukurlah. Jangan lupa bayar iurannya tiap bulan. Kalau belum, buruan bikin deh. Karena ketika lo baru bikin dan mau menggunakannya, ada waktu tunggu selama 14 hari.
Eh tapi… tapi… gue penasaran deh. Apa pengalaman menyenangkan dan ngga ribet pakai BPJS ini hanya terjadi pada bokap gue? Seperti apa sih pengalaman kalian menggunakan BPJS?
Sehat terus ya mez buat ayahanda 🙂
Alhamdulillah… terima kasih Mak Fadlun
Seru baca ceritanya. Semoga bokap sehat terus yaa Mez! 🙂
Terima kasih mak Isti…. yuk Lollipop lagi 🙂
senang membaca artikel ini. beberapa orang teman dan tetangga serta saudara saya , serta saya sendiri sudah merasakan manfaat .
namun sayang sekali akhir akhir ini ada beberapa berita miring mengenai pelayanan rumah sakit mitra dan juga BPJS.
mudah mudahan bisa diatasi dan selamat buat bapaknya dan keluarga
benar sekali…banyak cerita miring soal BPJS. tapi Alhamdulillah sekali saya mengalami yang benar-benar dipermudah. Eh..apa tergantung rumah sakitnya juga ya???
Ceritanya bikin terharu, Mak.
Semoga Papa sehat terus, ya.
Daku belum punya BPJS, nih. Kalo ada asuransi dari kantor suami, masih perlu BPJS ga sih?
Terima kasih doanya ya Mak Pipit. Tergantung sih asuransi kantornya unlimited ngga? kalau BPJS setahuku sih unlimited. Aku juga punya asuransi kantor + asuransi kantornya Suami tapi aku tambah lagi dengan BPJS.
Memeeez T_T alhamdulillah Papahnya masih sehat ya. Semoga sehat selalu sampai seterusnya. Alhamdulillah ya BPJS itu berjasa banget
Alhamdulillah Mi… memang berjasa banget BPJS ini :)))
Tapi kadang ada beberapa oknum yang kurang ramah ya mak :D, sehat selalu ya untuk papahnya
Iya sihhh mak… dulu di rumah sakit lain juga pernah kok mengalami begitu. Mungkin ini memang rezeki yaa :)))
Semoga panjang umur sehat selalu ya mba ayahandanya…Selalu dalam lindunganNya 🙂
Amin… amin… terima kasih…
Alhamdulillah, banyak yang meremehkan BPJS tapi bener-bener bisa menyelamatkan hidup ya mba mez hiksss
memang selama ini yang banyak yang merasakan ngga enaknya… tapi sekarang Alhamdulillah pelayanannya baik.
Memang seneng kl betul2 dilayani dgn baik,beda kejadian tetangga saya yg sakit ditolak oleh rmh sakit mau ke faskes tingkt 1dokternya pergi ke semarang dirumah sakit diminta rujukannya,org sakit kok disuruh muter2 edan.
Wah… memang pernah dengar yang seperti ini sih. Mudah-mudahan dengan makin banyak masukan pelayanannya membaik.
Papah mertua saya pernah jatuh. Terbentur kepala belakangnya, trus sempet gak bisa apa-apa dan dirawat selama 1 bulan di rumah sakit. Sekarang pun masih terus terapi. Gak kebayang biayanya kalau gak pake BPJS. Untuk keluarga saya, BPJS juga sangat menolong
Mudah-mudahan dengan makin banyak masukan, makin baik pelayanannya ya Mak…
Alhamdulillaah….ada BPJS sangat membantu bgt…
Mudah2an bpjs hnya di gunakana oleh orang2 yg tepat jangan sampai ada orang kaya malah mau dapet fasilitas bpjs. Seperti kasus tahun lalu ada keluarga anggota dpr tapi ngak malu pake bpjs padahal mobil alphard diparkiran
memang ada yg salah kalau punya mobil alphard pakai bpjs?. mohon maaf ada yang perlu diluruskan. kepesertaan bpjs terbagi menjadi 2, penerima bantuan iur yg dluny bernama jamkesmas yg iurnya ditanggung negara dan peserta mandiri yg bayar iur sendiri perbulan. klo mandiri dy berhak memilih kelas perawatan dr klas 1 s.d. 3. klo mbak memez td kelas 1 dgn iur 59rbuan sebulan. dan bpjs ini boleh diikuti siapapun. dan pemerintah malah menarget smua wni sudah ikut bpjs thn 2019. jd bukan hanya yg miskin saja yg bs dpt bpjs, tp yg miskin harus dpt bpjs. saya bukan pegawai bpjs. saya salah 1 perawat di rs dimana bapak mbak memez dirawat. salam
Mas Imam terima kasih atas kesabaran dan keikhlasannya dalam merawat Bapak saya…
saya kebetulan tidak di ruang dimana bapak mbak memez dirawat. hehe. ya semoga selalu sehat mbak. amin
Terima kasih Mas Imam… salam buat seluruh perawat dan dokter di RS Kariadi
memang ada yg salah kalau punya mobil alphard pakai bpjs?. mohon maaf ada yang perlu diluruskan. kepesertaan bpjs terbagi menjadi 2, penerima bantuan iur yg dluny bernama jamkesmas yg iurnya ditanggung negara dan peserta mandiri yg bayar iur sendiri atau perusahaan kpd pegawai perbulan. klo mandiri dy berhak memilih kelas perawatan dr klas 1 s.d. 3. klo mbak memez td kelas 1 dgn iur 59rbuan sebulan. dan bpjs ini boleh diikuti siapapun. dan pemerintah malah menarget smua wni sudah ikut bpjs thn 2019. jd bukan hanya yg miskin saja yg bs dpt bpjs, tp yg miskin harus dpt bpjs. saya bukan pegawai bpjs. saya salah 1 perawat di rs dimana bapak mbak memez dirawat. salam
Ikutan panik bacanya mba, dan alhamdulillah papanya dah sehat kembali dan semoga sehat2 terus..
Alhamdulillah.. terima kasih atas doanya yaaa
Alhamdulillah ikut seneng melihat keluarga dalam keadaan sehat..salam sehat.
Mas Jati, terima kasih atas keikhlasan dan kesabarannya dalam merawat Bapak saya. Mohon maaf atas ketidaksabaran Bapak saya :)))
Mewakili rekan2 perawat Alhamdulillah kami ucapkan..semoga bapak dan keluarga diberi kesehatan melimpah..Aamiin..
Terima kasih juga…. mewakili keluarga saya menguvapkan banyak terima kasih :)))
Semoga Admin disini sehat wal afiat dan tak kurang satu apapun, salam kenal
Semoga kita semua selalu sehat yaaa
Ayah saya juga operasi TKR mendapatkan kemudahan dari Alloh ta’ala melalui bpjs. Memang bpjs baru berjalan misalnya ada berita morning adalah wajar karena sdg berproses menuju lebih baik.
Selamat ya Mbak…semoga ayah senantiasa sehat…bisa konsul ke dokter Gizi Klinik setau saya di RS tersebut sdh ada. Untuk maintenance kondisi kesehatan bapak…salam..
Terima kasih sharingnya….
Mohon info dimana operasi TKR, Dan prosedurnya bagaimana agar biaya ditanggung BPJS ?
Smg bokap lu sllu dlm kondisi baik ya mez, Bokap gw jg kmrn gratis mez, ganti dengkul, istilah kerennya total knee replacement (TKR) di rs fatmawati.total biaya hmpir sama kyk lu lah. Itu baru kaki kiri. Mgkn tahun depan sdh disuruh dokternya kaki kanan. Itu blm ditambah tiap minggu hrs fisioterapi, n bnr totally free. Byr sih fotocopy, jajan yg nganter, etc hihi. Mgkn kita salh satu diantara sekian byk yg sangat sangat beruntung adanya bpjs, tp msh byk yg ngomel2! Kuncinya perbaikan mental dua pihak sih, pihak pasien ya hrs ngertiin, yg ptg sabar, yg hrs dilayani pihak rs itu buanyak. Pihak rs pun hrs berubah jg pola pikirnya.meski gratisan, pasien pun berhak mendapatkan pelayanan prima, ga jutek, n ga pake lama n ribet. Tp gw yakin kedepan makin lbh baik. Salut lah. Salam buat bokap mez.
Hihihihihih…. fotocopy sama jajan yang nganter juga lumayan yaaaa :))
Saya turut bergembira untuk kesembuhan Ayah Mbak Memez.
BPJS saat ini memang belum sempurna. Kendala-kendala yang Mbak Memez pernah dengar seputar BPJS mungkin tidak akan dialami bila mendapat pelayanan di RS setingkat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP). Umumnya masalah-masalah terjadi di RS yang kelasnya dibawah RSUP dikarenakan pembayaran tarif berdasarkan INA-CBGs yang disesuaikan dengan kelas RS.
Saya yakin pihak pemerintah terus-menerus berupaya untuk menyempurnakan BPJS. Namun sayangnya, kadang banyak kepentingan-kepentingan politik yang mengintervensi. Ditambah lagi banyaknya masyarakat Indonesia yang belum paham mengenai sistem BPJS (bisa dilihat di salah satu komentar di atas).
Semoga tulisan Mbak Memez dapat membuka wawasan bagi orang-orang Indonesia yang saat ini pesimis terhadap pelayanan kesehatan di negara ini.
Terima kasih atas pencerahannya….
Saya terharu Mbak Memez baca ceritanya. Semoga seluruh rakyat Indonesia bisa merasakan manfaat BPJS dan semoga ayahnya sehat selalu ya Mbak.
Amain amin… tengkyuhhh Dani
Kartunya aja bisa menyelamatkan org..gmana coba klo punya pasangan org bpjs kesehatan..
Wuihhhhh love this :))))
Alhamdulillah udah ada BPJS ya mbak. Ga kebayang harus ngeluarin duit segutu banyaknya kalo aku. Kemarin suamiku juga operasi gigi ngga bayar, ditanggung sepenuhnya sama BPJS
Aku pun juga ngga kebayang kalau harus mengeluarkan uang segitu :(((( Waktu operasi gigi pakai rujukan juga kah?
tp ceritanya bakal lain andai anda masuk bpjs kelas3
Setahu saya ngga ada perbedaan ya. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri pelayanan di RS Kariadi seperti apa. Sepertinya bukan masalah kelas deh, tapi perbedaan kelas RSnya…
maaf mas,saya sebagai nakes tau nurani.
uda jadi keseharian liat orang nangis kesakitan tanya biaya dll
ya kita ga ngliat kelas buat pelayanan kita…liat kelas jika ada alat medis yqng penggunaannya diperuntukkan pasien kelas soalnya biaya mahal yang penting sesuai edaran yang berlaku.
soalnya apabila ada pembiayaan yang tidak ditanggung jaminan maka beban akan ditanggung kariawan…
coba mas pikir perbekalan farmasi yang nominal 100k kali berpa pasien perhari ditanggung kariawan seruangan….
lagian sekarang pembiayaan sudah terpusat lewat billing…. tidak ada penarikan transaksi ϑ‎​î ruangan….
🙂
Salut sama teman-teman nakes #FourThumbsUp
Senang baca artikelnya,,,,
Semoga ayahhanda selalu diberi kesehatan,,,
Sy jg ada pengalaman yg sama mba,
Tgl 18 mei 2015 putri sy yg berumur 3th demam, dan sempat kejang, kemudian memang putri sy harus d rawat selama 2minggu karena demam komplex pakai BPJS Kelas 2
Kalo harus biaya sendiri jg 14jt,,,
Di rumah sakit islam pondok kopi jakarta timur putri saya dirawat,
Dan seperti pengalaman yg mb alami, putri sayapun mendapat pelayanan dr dokter, suster yg baik,, bahkan sama seperti melayani pasien biaya pribadi,,,
Tp memang mba yg membuat sedih adl tidak semua rumah sakit melayani ikhlas, dan merawat sebaik2nya,,,
Dengan adanya sharing 2 seperti ini sangat bagus,, supaya pengguna bpjs bs punya pengalaman dan lebih tau rumah sakit yg mana yg memberikan pelayanan tanpa membeda2 bedakan pasien bpjs / pasien pribadi,,,,
Semoga seiring nya waktu program bpjs semakin ada perbaikan, sehingga kasus2 pasien yg ditelantarkan, pasien yg di nomer sekian kan bs berkurang,,,
Semua orang mau sehat,,, sakit butuh perawatan,,,
Alhamdulillah… yuk sama-sama kita beri masukan agar makin baik pelayanannya.
Pengalaman kami berobat dengan BPJS di kota lain juga tidak jauh berbeda dengan ibu / bapaknya. Berobat dengan BPJS itu gak ribet kok, ribet itu hanya bagi orang yang terbiasa dengan layanan VIP. Malah sekarang rugi berobat bayar umum, pelayanan disamakan dengan pasien BPJS.
Oiya.. pasien umum disamakan dengan pasien BPJS? Saya ngga tahu malah :)))
Kalau pendaftaran jelas loketnya beda, lebih cepat yang umum, tapi dalam hal pelayanan sama saja antriannya lama karena di era BPJS pasien membludak, kan mending antri di loket BPJS paling beda 30 menit, hehe. Dalam hal gawat darurat juga sama saja, (seperti kasus ayahnya ibu) mau umum atau BPJS tetap dilayani dengan baik.
Alhamdulillah..jd pengalaman ketika sehat sdh didaftarkan ke bpjs…siap antar jaga…
Terima kasih… benar jugaa yaaa
BPJS ngebantu bgt ya Mez… smg keluarga qta sehat selalu yahh
Iya BuYu… amin amin amin….
Smoga papax sehat trus ya mbak… alhamdulillah sy jg sdh merasakan manfaat dr BPJS, bln mei kemarin lahiran dioperasi Secar gak bayar sepeserpun… debayx jg lgsung didaftarin BPJS. Sangat bermanfaat….
Iya… adik saya juga lahiran ngga bayar sama sekali. Habis sekitar 25 jutaan
Om gue juga persis kayak bokaplo Mez. Operasi jantung, harus pasang ring berapa banyak gitu. Nah kalo lo kan, bokap emang udah diikutin BPJS dari tahun lalu. Kalo om gue, pas masuk RS, sama tante gue baru didaftarin BPJS. Itu juga ikut saran orang RS, cmiiw. Dan emang bener, langsung semua biaya di-take over BPJS.
Sepupu gue juga lahiran caesar pake BPJS cuma bayar beberapa ratus ribu aja. Padahal kalo mau bayar full, bisa belasan juta.
Semoga bokap terus sehat ya Mez. Dibantu jagain kesehatannya juga yaa 🙂
Terima kasih Ra… iya gue bawel banget jagain makanannya sekarang
Pengalaman mba ini bukan hanya atas berkat BPJS, tapi justru lebih banyak berkat RS-nya. Yang membedakan pelayanannya adalah tingkat kesiapan RS dalam melayani BPJS.
Masih sangat banyak RS yang profit orientednya keterlaluan sehingga akhirnya terjadi perbedaan pelayanan pasien BPJS dengan pasien lain.
Konsep BPJS memang sangat bagus, hanya terlalu terburu-buru diterapkan. Untuk kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, dll, sudah ada banyak RS yang siap mendukung program ini. Lain hal dengan pelayanan di daerah.
Sedikit cerita, ketika kakek saya harus MRI , anda tahu jam berapa harus antri di loket BPJS RSUD setempat untuk ambil nomor antrian? Jam 5 pagi. Dan dilayani baru jam 10 pagi. Butuh 5 jam untuk antri nomor. Mengapa? Karena jatahnya terbatas. Pasien harus cepet2an ambil jatah. Kalau jatahnya habis? Ya coba lagi besok. Hal ini karena apa? Karena belum semua RS siap dengan banjir pasien gratis.
Semoga ke depannya, sistem yang baik ini dapat diterapkan dengan baik.
Memang sihhh kalau rawat jalan mungkin harus sabar menunggu ya…. Semoga kakeknyan bisa kembali pulih.
Sebelumnya budhe saya juga peserta bpjs kesehatan. Dimana beliau juga ditangani dengan baik oleh rs swasta meskipun menggunakan bpjs. Tindakan yg dilakukan beruba operasi pengambilan tumor. Tapi memang jumlah hari pemulihan pasien di RS dibatasi. Meski begitu,Siapa juga yg mau berlama lama di RS.
ha..ha.. iya sih bener juga, siapa yang mau lama-lama di Rumah sakit..
Sama dengan pengalaman bapak saya, pasang stent 6 buah dengan dua ka kali operasi, dirawat dr.Yan Herri. Tahun 2012 dua kali masuk kamar bedah, total biaya 135jt dan semuanya ditanggung BPJS.
Alhamdulillah semoga orang tua kita selalu diberi kesehatan…Dr. Yan Herri itu emang baik bangat ya..
sy tinggal d batam, pernah koma di bulan 8 akhir 2013 dan di vonis kena jantung koroner, dan saat itu berobat pake uang sendiri…
bulan 2 thn 2014 sy ikut bpjs kesehatan saat itu di situ di buat langsung bisa dipake berobat, di bulan mei 2014 sy di anjurkan katerisasi jantung oleh dokter, hasil katerisasinya sy di anjurkan operasi by pass, dan itu hrs dilakukan di RS jantung harapan kita jakarta, bulan Juli 2014 sy berangkat k RS tsbt… dokter RS tsbt mengatakan bila nanti operasi biayanya ditanggung bpjs dan waiting list sekitar 2 smpi 3 bulan… kemudian sy di periksa dan di anjurkan NUKLIR, hasilnya di suruh datang bulan 8.. bulan 8 datang lagi… puji syukur berkat doa istri serta saudara dan teman2… sy hanya di anjurkan konsevatif (minum obat)
biaya katerirasi dan lainya serta nuklir ditanggung bpjs…
demikian lah pengalaman saya sebagai peserta BPJS Kesehatan… thx GOD
Terima kasih atas sharingnya. semoga selalu dikaruniai kesehatan..
Nice share…sebagai orang yang pernah menimba ilmu di RS kariadi semarang saya ikut bangga dengan pelayanan di kariadi.semoga menginspirasi pelayanan kesehatan bpjs di seluruh rumah sakit di indonesia.
Buat mba memez..semoga papahnya selalu sehat…
Terima kasih… amin amin…
semoga bapak selalu sehat ya. alhamdulillah BPJS adalah asuransi termurah di negeri ini. kita yg tenaga kesehatan aja daftar bpjs mandiri loh krn yang namanya musibah gak pernah diduga. saya pribadi biasanya biar gampang langsung bayar tahunan sekitar 700ribu. alhamdulillah belum pernah dipakai, artinya sehat terus dan uangnya muter bantuin pasien lain yang lagi sakit. thanks for sharing ya
Amin amin… terima kasih ya dok :)))
saya juga punya pengalaman yang hampir sama, baru tahun ini org tua memakai bpjs kelas satu dan singkat cerita akhirnya mama dpt serangan jantung dan akhirnya dirawat di rs dan dipasang 2 stent. Puji Tuhan, tidak sepeserpun uang kami keluar…. Bpjs benar2 sangat membantu…. Selain kerja keras dokter dan tim buat keluarga kami tentunya…..
Alhamdulillah…BPJS memang membantu banyak orang ya. Mudah-mudahan pelayanannya kian bagus 🙂
aku mau juga daftarin mamah-papahku BPJS 🙂
thanks for sharing ya.
Iyaaa segera didaftarkan deh, ngga rugi kok kalo daftar BPJS :)))
Ibuku dirawat inap di RS goeteng wirasana purbalingga 13 hari Krn indikasi batu empedu .Berobat pake BPJS tapi kena biaya Rp.4. 199.388 kelas 1utama .Yg saya herankan kok pake BPJS BAYAR JUGA ,KNAPA ???kata petugas kasir katanya di RS goeteng biaya rawat inap BPJS pakai biaya plafond /ada batasan biaya tiap tiap penyakit ,berbeda beda .Kalo melebihi plafon selisih biaya hrs Bayar sendiri ????gemana ini goeteng???
?
bisa ditanyakan ke service centre BPJS ya pak 1500400
Saya sdg berupaya u minta rujukan MRI dr RS keluarga sehat pati ke karyadi u ibu saya….smg dimudahkan…kalaupun hrs oprrasi smg dimudahkan pula dan ibu diberi kekuatan
Semoga dimudahkan jalannya ya…