Kalau ditanya apa kegemaran yang menyatukan saya dan Miswa, jawabannya adalah makan. Kami adalah pasangan yang rela menempuh perjalanan jauh demi mencicipi sebuah makanan. Maka, saat undangan acara Azanaya Underground Secret Dining sampai ke e-mail saya, tak perlu banyak cakap, saya langsung mendaftarkan diri. Tentunya berdua dengan Miswa. Untuk tiket seharga 168ribu, acara ini bagus banget. Saya bisa mengenang masa lalu lewat makanan yang disajikan. Kenyang+Puas + Happy bercampur menjadi satu.
Azanaya Underground Secret Dining ini adalah acara kuliner bulanan. Tiap bulan temanya berbeda. Nah, untuk bulan Januari 2013 ini Azanaya Underground Secret Dining digelar di restoran Handayani Prima yang berlokasi di jalan Matraman raya Jakarta Timur. Acara yang dimulai pada pukul 12 siang ini, mengetengahkan makanan tradisional Indonesia. Meski tercantum dress code tahun 1900an awal, tapi hanya beberapa orang yang mengenakannya. Saya sendiri mengenakan batik motif mega mendung dari Cirebon.
Acaranya sendiri berlangsung santai dan penuh kehangatan. Saat baru datang, saya dan Miswa disambut oleh Mba Lisa yang merupakan penyelenggara acara, serta Tante Lenna pemilik restoran Handayani Prima ini. Kami pun disuguhkan es lobi-lobi sebagai pembuka. Duh, saya jadi teringat masa kecil saat berkunjung ke rumah Nenek dan disuguhi sirup lobi-lobi yang rasanya asem ini.
Sebelum menyantap makanan yang disediakan, kami dihibur oleh permainan angklung -maaf saya lupa namanya- yang pemainnya bukan merupakan pemain angklung sungguhan, mereka ini adalah orang-orang yang mencintai angklung dan sengaja mempelajarinya. Saya salut dan begitu menghargainya, mengingat tidak mudah memainkannya. Setelah itu ada sambutan singkat dari Mba Lisa yang mengingatkan untuk pandai-pandai mengambil porsi makanan, mengingat begitu banyak makanan yang disajikan. Maksudnya jangan karena terpaku dengan satu jenis makanan kemudian malah tak bisa mencicipi yang lain lantaran kekenyangan.
Makanan yang disajikan sesungguhya menganut gaya Rijstaffel atau makan besar, jadi seluruh makanan dihidangkan secara bergantian. Namun kali ini tak ada pelayan yang membawakan makanan satu persatu, tapi setiap undangan mengambil sendiri di meja prasmanan.Makanan yang disajikan begitu banyak yaitu Nasi Tutug Oncom, Nasi Bogana (yang menu tambahannya banyak banget) Empal Gentong, Dendeng ragi, Ikan bakar, hingga kol nenek -siput sawah yang dimasak seperti sup dengan kuah kehitaman dan potongan cabai merah besar-
Empal gentongnya enak banget. Ngga kalah dengan empal gentong Mang Darma yang saya makan di Cirebon setahun lalu.
Es lobi-lobinya enak. Asem dan segar. Selain itu, rujak bebeknya juga enak, sayang untuk lidah saya terasa kurang pedas. Untuk buah-buahannya tentu saja khas Indonesia. Ada manggis, rambutan, salak serta jeruk. Manggis yang tergolong jarang ditemukan berhasil mengobati kerinduan saya yang gemar membelinya di warung kecil di belakang sekolah SD dahulu. Untuk cemilannya ada jajanan pasar beraneka macam, dan lagi-lagi enak.
Karena makan di acara seperti ini harus menggunakan trik, maka saya hanya mengambilnya sedikit-sedikit saja yang penting bisa mencicipinya. Rugi? oh tentu saja tidak. Karena di akhir acara, diperbolehkan membungkus makanan yang masih ada. Sebenarnya sih lebih enak membawa wadah sendiri seperti Tupperware, tapi ternyata disediakan plastik juga kok.
Saya merasa tak rugi menghabiskan hari minggu siang saya di acara ini. Pengalaman lidah saya bertambah banyak, dan semua masakan ini adalah hasil karya Tante Lenna. Sungguh deh, ngga ada makanan yang ngga enak. Semua enak, nikmehhh kalau kata saya dan Miswa. Oiya, di restoran Handayani Prima, milik Tante Lenna ini juga bisa dibooking untuk acara makan bersama, dengan menu yang variatif dan khas Indonesia.
Terima kasih Tante Lenna
Note : Restoran Handayani Prima
Jl Matraman Raya No 45 Jakarta Timur
Telpon 021 8582321/8582391