Rumah Memez

Cerita Memez

Beri Pancingnya, Bukan Ikannya

RZ” Ya… ya begini Mba, tiga jari tarik mata panahnya, kemudian posisinya di bawah dagu ya,” kata Ahmad dengan penuh semangat saat mengajari saya memanah. Berkat “kursus” singkat dari bocah laki-laki berusia 12 tahun ini, saya pun bisa belajar memanah. Dan untuk pemula, anak panah saya hanya meleset sedikit dari titik utama. Tapi… urusan foto nomor satu lah ya ๐Ÿ™‚ย RZ6

Belajar memanah menjadi salah satu kegiatan yang saya lakukan saat menghadiri acara Pameran pemberdayaan yang digelar Rumah Zakat pada Rabu, 4 Februari 2015 silam,ย  di SD Juara di Kebagusan Jakarta Selatan. Tapi… tak hanya memanah lo… saya juga sempat melihat kegiatan membuat keramik dari tanah liat. Bahkan, puluhan anak dari sekolah lain juga begitu antusias membuat keramik.

RZ5Saya pun penasaran, kenapa sih ada kegiatan memanah dan membuat keramik di sekolah ini? Ternyata oh ternyata, memanah dan membuat keramik ini adalah kegiatan yang wajib diikuti oleh murid di SD Juara. Kalau memanah wajib diikuti oleh murid yang duduk di kelas empat. Saya pun penasaran kenapa sih mesti memanah? “Karena ini olahraga yang komplit, bagus untuk melatih motorik, konsentrasi, dan memperbaiki postur tubuh,” jelas Damsir, instruktur kegiatan memanah.

Pria berambut putih ini menjelaskan bahwa murid yang mengikuti kegiatan memanah konsentrasinya terbukti lebih bagus. Dan kenapa baru diikuti anak murid mulai kelas empat, karena di jenjang ini pengaturan emosi mereka lebih baik. Ekstrakurikuler yang berada di bawah naungan Indonesia Archery School program ini sudah meraih prestasi loh, beberapa muridnya sudah menggondol gelar juara dari sejumlah perlombaan memanah.

Nah, itu kan kalau memanah, kalau membuat keramik ini juga banyak gunanya loh. Menurut Yadi, instruktur kegiatan ini membuat keramik dari tanah liat selain bagus untuk kreatifitas dan melatih konsentrasi anak, membuat keramik juga aman danย  bisa meredam emosi anak-anak yang tengah aktif dalam usianya.”Tapi ada juga murid saya (di sekolah lain) yang dahulu autis kemudian berubah menjadi normal setelah mengikuti kegiatan membuat keramik selama dua tahun,” jelas Yadi.

RZ8Memanah dan membuat keramik adalah salah satu dari sedikit kegiatan yang rutin diadakan di SD Juara. Wih… di sekolah ini kok ada kegiatan seperti itu, iuran sekolahnya berapa ya? Wah… jangan kaget kalau ternyata di SD Juara ini adalah sekolah binaan Rumah Zakat yang seluruh kegiatannya gratis, bahkan termasuk pakaian dan buku pelajarannya. Kenapa bisa gratis? ya karena biayanya didapat dari dana masyarakat yang disalurkan melalui Rumah Zakat sebagai lembaga amil zakat infak dan shadaqah.

SD Juara di Kebagusan Jakarta Selatan ini hanya 1 dari 15 Sekolah yang didirikan Rumah Zakat di 12 kota yang telah mendidik 1.882 siswa. Untuk bisa menyekolahkan anaknya di SD Juara seleksinya benar-benar ketat, harus mereka yang benar-benar membutuhkan agar bantuan yang diterima tepat sasaran. “Kami sampai survey ke rumah orang tua calon murid untuk memastikan mereka memang butuh bantuan,” jelas Nana kru dari Rumah Zakat yang mendampingi saya tur keliling SD Juara. Tak hanya mereka yang di SD Juara, Rumah Zakat juga memberikan beasiswa bagi 6.427 siswa.

RZ10Sepanjang 2014, Rumah Zakat telah membantu 2,3 juta penerima manfaat seluruh Indonesia lewat gerakan pemberdayaan yang dinamakan gerakan Berbagi Senyum, Senyum Berbagi. “Kami ngga ingin hanya sebatas memberikan sesuatu yang hanya bisa dimanfaatkan dalam jangka pendek. Kalau pendidikan kan sifatnyaย  jangka panjang,” jelas Nur Effendi, CEO Rumah Zakat. Tak hanya pendidikan, Rumah Zakat juga telah membantu 986 orang melalui program bantuan usaha yang juga disertai bimbingan dalam mengelola usaha.

RZ9RZ7

Di bidang lain, banyak pencapaian yang telah dilakukan Rumah Zakat, misalnya :

Kesehatan. Telah didirikan 7 klinik pratama RBG di 7 kota dan 59 bidan mitra telah membantu 1.407 persalinan. 22 mobil klinik melayani masyarakat melalui aksis siaga dan 59 ambulance gratis te;ah melakukan 1.938 pengantaran.

Lingkungan. Menginisasi kebun gizi dengan sistem urban farming di 10 kota. Penyediaan air bersih di 11 titik. Dan tahu ngga sih, kebun gizi ini memperoleh MDG Awatd di tahun 2013

Sosial. Menurunkan 2070 relawan yang membantu di 135 titik, baik nasional maupun Internasional. Bantuan ini juga sampai ke Palestina loh.

Dalam acara ini, Hendi Setiono, CEO kebab Baba Rafi serta Endi Kurniawan penulis buku Think Dinar juga menyempatkan diri untuk mengajar di kelas 6 SD Juara. Antusiasme masyarakat untuk memberikan Zakat, Infaq dan Shadaqah memang meningkat,”Saya juga perlu tahu track record dan akuntabilitas lembaganya. Rumah zakat mencerminkan hal itu,ย  apalagi hubungan baik kami sudah terjalin sejak bertahun silam,” jelas Hendy Setiono. Sementara itu, Endi Kurnia menyarankan agar Rumah Zakat membuka fitur bagi masyarakat yang misalnya ingin menyalurkan ZISnya ke sebuah daerah yang sesuai dengan keinginannya.

RZ4Selain menampilkan program pemberdayaan yang telah dilakukan, di acara ini juga digelar pengobatan gratis, arena edukasi anak serta ada mobil Juara yang berisi buku-buku yang bisa dibaca di tempat.

RZ3RZ11Buat saya yang selama ini menyalurkan Zakat fitrah langsung ke penerimanya, saya pun memberikan acungan jempol kepada gerakan pemberdayaan yang dilakukan oleh Rumah Zakat ini. Apa pasal? karena misalnya saya memberikan zakat sebesar xxx dan biasanya hanya habis digunakan oleh penerimanya untuk konsumsi kebutuhan sehari-hari, berbeda dengan yang dilakukan Rumah Zakat ini. memberi pancingnya, bukan ikannya.

Semoga target Rumah zakat di 2015 untuk memberikan manfaat kepada 3,5 juta orang tercapai. Apalagi slogan mereka di 2015 ini adalah, “Ayo Berbagi, Berdayakan Indonesia!”

11 Comments Beri Pancingnya, Bukan Ikannya

Comments are closed.