“Waktu mau nikah sama Gilang, saya ngga bilang cinta atau perasaan. tapi bilangnya… hey… lu mau sama gue, “itu” (ovarium) gue tinggal satu. Kalau ngga punya anak gimana?” cerita Shahnaz Haque dengan ketawanya yang lepas.
Saya, satu diantara blogger yang hadir di acara peluncuran FWD Critical Armor, di kantor FWD yang terletak di Pacific Century Place, pada Rabu 29 Januari 2020 silam, tentu saja makin menyimak cerita Shahnaz Haque ini.
Meski cukup lama jadi wartawan yang ditugaskan di desk hiburan, saya sebenarnya cukup sering bertemu dan mewawancarai Shahnaz Haque, juga kisahnya sebagai survivor kanker Ovarium. Tapi, bertemu dengannya tidak dalam kapasitas bekerja, ternyata jauh lebih menyenangkan.
Pertemuan dengan Shahnaz Haque ini juga kian menyadarkan, bahwa dalam keadaan apapun, hidup tuh harus merasa happy.
Loh…. kok lagi sakit harus merasa happy?
Shahnaz Haque berkisah, saat usia 26 tahun, atau sekitar tahun 1998, salah satu ovariumnya dinyatakan kanker. Tentu saja, bungsu dari keluarga Haque ini kemudian merasa shock. Meski Ibunya meninggal karena kanker ovarium, juga Ayahnya kemudian meninggal juga karena kanker. Butuh waktu hampir dua tahun, Shahnaz akhirnya menyetujui untuk dilakukan operasi untuk pengangkatan Ovariumnya itu. Tentu saja, sebagai perempuan, yang belum menikah, pengangkatan satu ovarium ini punya konsekuensi. Salah satunya adalah kemungkinan tidak punya anak. Tapi, karena dikhawatirkan akan menyebar dan juga tubuhnya kerap merasakan sakit tak terkira. Shahnaz harus merelakan satu ovariumnya diangkat.
Maka, ketika suatu waktu bertemu dan berkenalan dengan Gilang Ramadhan, seorang musisi ternama, yang melamarnya hanya dalam waktu dua minggu setelah berkenalan, Shahnaz langsung memberi tahu Gilang Ramadhan tentang kondisi dirinya. Bahwa sebagai survivor kanker ovarium, dia bisa saja tidak akan punya anak. Namun, besarnya cinta Gilang Ramadhan rupanya mengalahkan ketakutan tidak punya anak. Dan benar saja, ketakutan itu tidak terbukti, karena hingga kini pasangan suami istri ini malah punya tiga anak perempuan yang cantik dan berprestasi. yakni, Pruistin Aisha, yang kini bersekolah dan menjadi atlet di Kanada, Charlotte Fatima, dan Mieke Namira.
Tawa lepas dan senyum ceria yang selalu menghiasi wajah Shahnaz Haque memang begitu menenangkan. Membuat siapapun yang berbicara dengannya akan begitu betah. tapi… tahukah, bahwa sikap selalu happy yang selalu diperlihatkan Shahnaz sebenarnya adalah buah dari melihat situasi saat almarhum Ibundanya saat menjalani kehidupan sebagai pasien kanker. Shahnaz melihat Ibunya tertutup, berdiam diri, dan merasakan sendiri penyakitnya. Shahnaz pun membandingkan dengan sikap Rima Melati, yang juga survivor kanker payudara. “Karena itu, saya memutuskan apapun yang terjadi, harus tetap happy, karena happy itu juga bisa jadi obat penyakit kan,” jelas Shahnaz yang juga aktif sebagai volunteer yang giat mendampingi pasien kanker.
Narasumber dari kiri ke kanan :
dr Jeffry Beta Tenggara, Ade Bungsu Chief of Proposition & Syariah FWD Life, Mada AryaNugraha Financial Planner, dan Shahnaz Haque
dr Jeffry Beta Tenggara, Sp. PD-KHOM
Kanker memang menjadi momok yang menakutkan. Tak heran, kalau hingga saat ini kanker merupakan salah satu penyakit yang membuat anggaran BPJS Kesehatan membengkak. Ada lima penyakit kritis yang membuat anggaran BPJS Kesehatan membengkak, yaitu Ginjal dengan cuci darah, Operasi By Pass Jantung, Kanker, Stroke serta Diabetes dengan Komplikasi,” jelas dr Jeffry Beta Tenggara, Sp. PD-KHOM, yang berpraktek di Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi. Meski lima penyakit kritis tersebut pengobatannya ditanggung BPJS Kesehatan, namun tetap saja tidak 100%. Apalagi, kini BPJS Kesehatan menerapkan peraturan ada beberapa obat atau layanan yang tidak dicover. Misalnya nih, sepupu saya cerita, bahwa untuk cuci darah dia membutuhkan 3 alat dalam satu bulan, namun yang ditanggung BPJS Kesehatan hanya 1 buah saja.
dr Jeffry pun bercerita, ketika seseorang sudah terkena salah satu penyakit kritis, maka akan sangat membutuhkan biaya cukup banyak. Belum lagi, kalau seseorang yang terkena tersebut adalah kepala keluarga. Bagaimana nasib keluarganya, bagaimana dengan anak dan istrinya, tentu banyak banget yang harus dipikirkan ya. dr Jeffry pun bercerita, ketika da yang terkena salah satu penyakit kritis ini bahkan ada yang sampai enjual rumah dan kehabisan harta beda demi menjalani pengobatan. Sedihnya, bahkan pengobatan kerap bergantung dengan uang yang dimiliki.
Mada AryaNugraha, Perencana Keuangan & CEO SiPundi.Id
Cerita tentang besarnya uang yang habis digunakan untuk mengobati penyakit kritis, juga dikisahkan Mada AryaNugraha, perencana keuangan yang juga CEO dari SiPundi.id, berkisah bahwa ketika terjadi penyakit kritis, otomatis pengeluaran rumah tangga akan membengkak. Ketika masih bekerja, tentu akan terganggu. Mungkin sebagian pengobatan bisa ditanggung, tapi… bagaimana dengan biaya hidupnya?
Berbekal pengalamannya sebagai perencana keuangan, Mada menghimbau agar siapapun sebaiknya memiliki asuransi khusus untuk penyakit kritis. Nah, untuk besaran berapa suransi khusus penyakit kritis yang dimiliki, tentunya bergantung dari kemampuan masing-masing. Karena jangan sampai berhenti di tengah jalan saat membayar premi. Mada pun mencontohkan, kapan sih mulai harus memiliki asuransi? Ya tentu saja ketika sudah mampu dan masih sehat. Dan yang terpenting juga adalah… orang tua juga harus mulai mempersiapkan agar anak memiliki asuransi kesehatan sejak dini.
Mada pun mencontohkan, misalnya untuk asuransi khusus penyakit kritis, minimal yang uang pertanggungannya 500 Juta Rupiah. Yup, karena memang segitu besar biaya yang dibutuhkan untuk mengobati penyakit kritis. Untuk membayarkan preminya pun harus disisihkan banget, “Jangan sampai bisa jajan kopi, boba, tapi kalau bayar asuransi malah ngga mampu,” canda Mada.
Memiliki asuransi, apalagi khusus penyakit kritis memang belum banyak disadari pentingnya oleh masyarakat di Indonesia. Padahal, penting banget loh. Pengalaman saya ketika mendampingi almarhum Ibu saya terkena penyakit kanker serviks, dan ayah saya menjalani operasi pemasangan ring jantung, asuransi penyakit kritis ini penting banget. Karena kalau BPJS Kesehatan itu, di sebuah rumah sakit ada kuotanya, belum daftar tunggunya, yang membuat pasien tidak langsung ditangani. Nah, di sinilah pentingnya memiliki asuransi khusus penyakit kritis, Tapi… ada sebagian masyarakat yang ingin memiliki asuransi tapi takut atau tidak tahu, bagaimana sih Asuransi Khusus Penyakit Kritis ini…
Maka, FWD Life, kemudian meluncurkan sebuah produk asuransi yang khusus memproteksi penyakit kritis, yang disebut FWD Critical Armor. Menurut Ade Bungsu, Chief of Proposition & Syariah FWD Life, Critical Armor ini hadir agar nasabah memiliki perlindungan komprehensif karena adanya risiko komplikasi bahkan setelah mereka pulih. FWD Critical Armor melindungi nasabah tidak hanya satu kali, tapi berulang kali. Dan, bagi nasabah yang tidak pernah klaim penyakit kritis mayor hingga akhir masa perlindungan, premi akan dikembalikan. Jadi, tidak ada lagi yang terbuang percuma.
Apa saja sih penyakit kritis yang ditanggung? Ini dia daftarnya…
Apa sih kelebihan FWD Critical Armor ini?
Untuk lebih mudah memahaminya, berikut ada skema ilustrasinya ya…
Terus terang, saya sih tertarik untuk mendaftar ke FWD Critical Armor ini, apalagi dengan riwayat diabetes, penting banget bagi saya untuk memiliki asuransi khusus penyakit kritis. Walau saya sudah punya BPJS Kesehatan, Asuransi dari kantor saya dan juga suami, tapi.. apa salahnya melindungi diri kan? makanya, saya lagi tanya-tanya nih. Dan untuk preminya sih mulai 500ribu rupiah aja…
Dan, saat menghadiri acara ini, saya juga menyempatkan diri untuk melakukan tes gula darah juga asam urat. Gula darah sih pasti tinggi yaaa, karena saya diabetes dan sedang menurunkannya. Dan asam urat sih normal. Ehhh… trus saya juga install aplikasi FWD Max loh, dan bonusnya banyak ternyata hahahahaha…
Cek Gula Darah Dan Asam Urat
Install FWD Max di Handphone, Banyak Gunanya loh…
Nah, itu cerita saya usai menghadiri acara peluncuran FWD Critical Armor yang bikin makin sadar untuk memiliki asuransi khusus penyakit kritis dan tentunya menjaga kesehatan. Kalau kamu, sudah punya asuransi kesehatan belum? Sharing yuk di komentar….
Setujuuu! Berjaga-jaga emang paling penting deh. Jangan sampe menyesal di kemudian hari. Mendingan kita persiapan semuanya dulu dari sekarang yaaa, bahkan sampai kemungkinan terburuknya.
Masya Allah, ternyata Shanaz Haque survivor kanker ovarium ya? Aku baru tau. Dibalik keceriaannya itu gak kelhatan sama sekali. Mungkin kalo aku jadi dia juga blm tentu sekuat dia. Yg harus tegar saat divonis dgn 1 ovarium saja. Malah skrg punya anak yg berprestasi ya.
Dan kunci supaya tetap sehat adalah harus happy terus ya.
Iya aku setuju, skrg kudu punya asuransi penyakit kritis nih, krn skrg penyakit makin aneh2 ya.
Kunci segalanya adalah bahagia, “Stay happy stay healthy,” kalo kata mbakyu Dewi Hughes.
Aku sekarang mendampingi pasien kanker, yang 3 orang selalu dalam kesedihan, kesakitan, akhirnya tiada. Yang satu selalu berusaha tersenyum, dan alhamdulillah diberi kemudahan oleh Allah sekarang membaik
Aku suka prinsipnya Shahnaz untuk tetap happy menikmati hidup meski divonis seperti itu
Ngomong-ngomong soal ovarium yang tinggal satu, akupun merasakan patah hati dan putus asa pas diangkatnya ovariumn kiri dulu, sebelum punya anak, karena endometriosis
Dokter sudah menyarankan bayi tabung
Atau minimal inseminasi buatan
Tapi aku gak berani, belum siap terima kegagalan
eh teryata saat pasrah, malah dikasi hamil sama Tuhan, meski tinggal sebelah, tak ada yang tak mungkin. Ya meskipun 4 tahun kemudian yang tinggal sebelah inipun akhirnya kena endometriosis juga dan harus dioperasi
Sekarang?
Ou tumbuh lagi dong, dalam rahim
Wis nikmati aja. Happy aja. Tuhan pasti punya rencana indah atau sedang mengingatkan aku tentang pola hidup, pola makan dan prioritas dalam hidup ini
Ups… maaf mbak, malah jadi curhat
Btw, setuju banget juga bahwa kita harus punya perlindungan terbaik, buat jaga-jaga dari segala kemungkinan. Asuransi itu penting
Gaya hidup modern kadang berdampak juga terhadap kesehatan kita. Dan kita perlu memiliki asuransi penyakit kritis karena penanganan dan pengobatan nya butuh biaya yg cukup besar
jadi pengen tahu lebih banyak soal FWD Critical Armor
wah berarti harus jeli ya, kadang asuransi pun ngga spesifik menyebutkan jenis penyakit yang ditanggung. Jangan-jangan ga nanggung penyakit kritis seperti ini, makanya perlu dipikirkan asuransi khusus sprt ini.
sudah sering denger sih, kalau ada asuransi khusus untuk jenis penyakit-penyakit mayor seperti kanker. Tapi kaya harus spending money lebih gitu. hiks
Kadang ada asuransi yang ga mau kak kalau ada riwayat kritis. Atau preminya jauh berbeda dengan yang tidak ada riwayat. Syukur banget kalau ada asuransi FWD yang menanggung asuransi penyakit kritis
Wah, beneran deh penyakit kronis ga menular seperti kanker ini harus diwaspadai ya. karena terkadang pasien ga tau tanda2nya ternyata udah stadium sekian aja. Untung kini ada asuransi khusus yg dapat membantu mengatasi kesulitan masyarakat ya. Jadi siap sedia jika ada hal yg genting.
Semakin lengkap ya mba pelayanan dr FWD ada FWD Critical Armor,,,, ya Allah haru ya baca riwayat nya penyakitnya sahnaz tapi kuasa Allah bisa punya anak, semoga Kita semua selalu dilindungi dr sgl penyakit apapun, Dan ikut asuransi FWD critical armor pilihan tepat buat jaga2
Sepakat bun kalau harus aware deh dengan penyakit kritis seperti kanker ini. Apalagi aku pengalaman mama dan eyangku ya kena kanker mba 🙁
Iya ya 5 penyakit itu memang harus bisa kita kontrol pada diri sendiri. Rata2 memang orang Indonesia sakitnya itu. Diabetes, jantung, stroke, kanker dan gagal ginjal. Temenan semua itu. Selain kotrol kita tentu ikhtiar menyiapkan segala seauatunya ya termasuk asuransi. Ga ada yg mau dikasih sakit, tapi kalau sudah takdir Allah minimal kita sudah punya persiapannya.
Wah pertanggungan penyakit kritisnya besar juga ya, jadi gak perlu khawatir lagi jika terjadi sesuatu, FWD solusinya
Ya Allah, speechles banget baca ceritanya Shahnaz, huhu… Dan Alhamdulillahnya karena keikhlasan berbuah manis, anaknya bhkan sampe 3, ah inspiring
Pas hari kanker sedunia dibahas juga kalau BPJS baru bisa handle biayanya kalau ga salah 4% ya. Dan biaya kanker itu mahal banget bisa bikin financial penderitanya bangkrut hiks. Makanya perlu ya asuransi penyakit kritis itu
Nah, asuransi yang bisa cover penyakit kritis gini kayaknya jarang juga ya mbak. Bagus jufa ini bisa cover penyakit kritis, tapi mudah-mudahan kita selalu diberi kesehatan ya.
Saya kagum dengan Shanaz. Artis yang jauh dari gosip dan selalu ceria. Aktivitasnya juga selalu positif.
Makanya kayaknya banyak yang gak menyangka kalau dia termasuk survivor. Memang penting sih untuk berjaga-jaga. Ibaratnya kayak sedia payung sebelum hujan
Jadi FWD bisa mengcover penyakit kritis yang biasanya ngga di cover asuransi ya? Keren loh. Btw, dalam kondisi apapun menjadi bahagia itu adalah kunci ya Mba. Untuk jadi sehat fisik dan psikis.